Namun mengingat terbatasnya jumlah dan mode pengganti yang tersedia untuk memberikan pendidikan tanpa adanya gangguan, maka pembelajaran online dianggap dapat memenuhi tujuan tersebut.
"Bimbingan dan pengawasan yang tepat dengan dukungan organisasi akan menghindari hari-hari sekolah yang tidak diinginkan. Sebagian besar guru, termasuk mereka yang ada di sektor paling pedesaan cukup fasih dengan platform pembelajaran online, oleh karena itu mendukung tujuan baik ini akan menjadi kegiatan yang tidak terlalu membosankan," kata sekolah tinggi tersebut.
Para pembuat kebijakan, kata mereka, akan menghargai pro dan kontra yang muncul dari setiap jenis pendidikan di lembaga yang berbeda.
Hal itu karena akan ada lebih banyak masalah transportasi yang mungkin terjadi di masyarakat perkotaan, di mana teknologi mungkin menjadi alat terbaik yang dapat digunakan jika dibandingkan dengan masyarakat pedesaan.
"Kami, di Sekolah Tinggi Dokter Anak Sri Lanka bersedia bergandengan tangan dengan Kementerian Pendidikan dan pemerintah dalam tugas yang membosankan ini untuk mengatasi tantangan yang mungkin dihadapi dalam memberikan layanan pendidikan," jelas sekolah tinggi tersebut.
Terkait fenomena kelangkaan bahan bakar yang terjadi di Sri Lanka, kata mereka, transportasi menjadi yang paling terdampak, karema guru dan anak-anak menghadapi kesulitan untuk bersekolah.
"Lebih jauh lagi, sekolah-sekolah ditutup pada beberapa kesempatan karena kurangnya moda untuk bepergian bagi para siswa, ini tentu menambah kesengsaraan yang dilihat sebagai sisa dari pandemi virus corona (Covid-19)," pungkas sekolah tinggi tersebut.