FBI menawarkan hadiah sebesar Rp1,5 miliar bagi informasi apa pun yang mengarahkan penangkapan Ignatova.
Perempuan itu telah didakwa pada 2019 lalu, dengan enam tuduhan termasuk penipuan melalui teknologi komunikasi dan informasi serta penipuan sekuritas.
Ignatova menjadi satu-satunya perempuan yang masuk ke dalam daftar 10 orang paling dicari FBI.
Jamie Bartlett yang mengerjakan podcast investigasi BBC mengenai kasus Ignatova dan dampak keuangan OneCoin terhadap para korbannya, mengatakan pengumuman FBI pada Kamis kemarin meningkatkan kemungkinan penangkapan buronan tersebut.
"Mungkin ini langkah maju terbesar dalam kasus itu sejak Ruja menghilang pada Oktober 2017," katanya.
Barlett yang juga menginvestigasi kasus ini selama bertahun-tahun, mengatakan satu alasan yang membuat sulit melacak Ruja Ignatova karena ia menghilang dengan membawa serta uang sebesar US$500 juta (Rp7,4 triliun) yang bisa membantunya bersembunyi dari pelacakan.
"Kami juga yakin dia memiliki dokumen identitas palsu dengan kualitas tinggi, dan mengubah penampilannya," katanya seraya menambahkan kemungkinan bahwa dia sudah meninggal dunia.
Ignatova terakhir kali terlihat saat naik pesawat dari Bulgaria ke Yunani pada 2017, dan tak diketahui lagi jejaknya sejak saat itu.
Menghilang Sejak Oktober 2017
Dr Ruja tetap melakukan perjalanan keliling dunia untuk menjual mata uang digital itu.
Dari Makao, Dubai sampai Singapura, tempat pertemuannya penuh sesak dihadiri para penanam modal baru.
Dia juga mulai membeli properti jutaan dolar di ibu kota Bulgaria, Sofia dan Sozopol, tempat peristirahatan di Laut Hitam.
Ruja juga berpesta di kapal mewah The Davina danĀ mengundang bintang pop Amerika.
Sidang kasus pencucian uang di Jerman mengungkap pembelian apartemen mewah di London oleh penipu mata uang kripto atau yang dijuluki 'Ratu Kripto', Ruja Ignatova.