News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Sri Lanka Bangkrut

Sri Lanka Bangkrut Tapi Putuskan Beri Sumbangan 6 Juta Dosis Vaksin Pfizer ke Myanmar

Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Dewi Agustina
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Sri Lanka memutuskan untuk menyumbangkan 6 juta dosis vaksin virus corona (Covid-19) Pfizer ke Myanmar meski negaranya dalam keadaan bangkrut. Foto yang diambil pada 31 Mei 2021, seorang perawat menyiapkan jarum suntik vaksin Pfizer-BioNtech Covid-19 di pusat vaksinasi, di Garlan, Prancis barat.

Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari

TRIBUNNEWS.COM, COLOMBO - Sri Lanka telah memutuskan untuk menyumbangkan 6 juta dosis vaksin virus corona (Covid-19) Pfizer ke Myanmar.

Kementerian Kesehatan Sri Lanka menyatakan bahwa kesepakatan terkait akan ditandatangani pekan depan.

Dikutip dari laman www.newsfirst.lk, Minggu (3/7/2022), donasi tersebut akan berlangsung dengan intervensi dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Namun perlu diketahui, stok dosis vaksin Pfizer yang dibeli Sri Lanka untuk vaksinasi Covid-19 akan habis masa berlakunya dalam dua bulan ke depan.

Baca juga: Soroti Situasi Ekonomi Sulit Sri Lanka, Jepang Kini Siap Beri Bantuan

Sri Lanka Bangkrut

Sri Lanka menutup sekolah dan menghentikan layanan pemerintah yang tidak penting sejak 22 Juni lalu, memulai penutupan dua pekan untuk menghemat 'cadangan bahan bakar terbatas'.

Langkah ini dilakukan saat International Monetary Fund (IMF) membuka pembicaraan dengan negara itu tentang kemungkinan pemberian dana talangan (bailout).

Negara berpenduduk 22 juta orang itu kini berada dalam cengkeraman krisis ekonomi terburuknya setelah kehabisan devisa untuk membiayai produk impor yang paling penting termasuk makanan, bahan bakar dan obat-obatan.

Pada Senin lalu, sekolah-sekolah ditutup dan kantor-kantor pemerintah pun bekerja sesuai dengan rencana pemerintah untuk mengurangi perjalanan dan menghemat bensin serta solar yang berharga.

Sri Lanka telah menghadapi rekor inflasi tinggi dan pemadaman listrik yang berkepanjangan.

Hal ini yang akhirnya berkontribusi pada terjadinya protes massa selama berbulan-bulan dan terkadang disertai tindakan kekerasan.

Tuntutan massa pun hanya satu, yakni meminta Presiden Gotabaya Rajapaksa untuk mundur.

Ribuan mahasiswa berbaris di banyak jalan di Kota Colombo pada Senin lalu dan meneriakkan 'harus mundur', hal ini mengacu pada presiden yang mereka tuduh korupsi dan salah urus negara.

Baca juga: China Galau, Restrukturisasi Utang Sri Lanka Atau Membiarkan Negaranya Makin Bangkrut

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini