"Waktu bagi Gotabaya Rajapaksa untuk bersujud dengan bermartabat sudah lama berlalu. Sekarang kita harus mengusirnya," kata pemimpin mahasiswa yang melakukan aksi, Wasantha Mudalige.
Polisi menangkap 21 aktivis mahasiswa yang memblokir semua gerbang ke gedung Sekretariat Presiden saat mereka menyatakan bahwa Senin yang bertepatan dengan hari ulang tahun ke-73 Rajapaksa sebagai 'hari berkabung' bagi bangsa itu.
Para petugas mengatakan para mahasiswa telah menghalangi Sekretaris Kementerian Keuangan Sri Lanka menghadiri pertemuan penting dengan para pejabat dari IMF.
Namun kantor Perdana Menteri Ranil Wickremesinghe menyampaikan pembicaraan dengan delegasi IMF yang sedang berkunjung serta diskusi langsung pertama sejak Sri Lanka meminta bailout pada April lalu, berjalan sesuai rencana.
Kedua belah pihak mengatakan pembicaraan akan berlanjut hingga akhir bulan ini.
Rencana penyelamatan keuangan diprediksi tidak akan terwujud hingga Sri Lanka menyetujui syarat bahwa para krediturnya merestrukturisasi utang luar negerinya yang bernilai 51 miliar dolar Amerika Serikat (AS).
Menurut pejabat Sri Lanka dan IMF, ini merupakan sebuah proses yang membutuhkan waktu berbulan-bulan.
Perlu diketahui, Sri Lanka gagal membayar utangnya pada April lalu dan akhirnya melakukan dialog dengan IMF yang telah meminta negara itu untuk menaikkan pajak dan merestrukturisasi perusahaan negara yang merugi.
Sebagian besar kantor di Sri Lanka ditutup pada Senin lalu, begitu pula dengan semua sekolah.
Namun rumah sakit dan pelabuhan laut serta udara utama di ibu kota masih beroperasi.
Ratusan ribu pengendara menunggu dalam antrean panjang bermil-mil di seluruh negeri untuk mendapatkan bensin dan solar, meskipun Kementerian Energi mengumumkan stok baru tidak akan tiba setidaknya selama tiga hari.