News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Sri Lanka Bangkrut

Perdana Menteri Wickremesinghe Akui Sri Lanka Bangkrut, Kini Negosiasi dengan IMF Sulit

Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Pravitri Retno W
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Perdana Menteri Sri Lanka Ranil Wickremesinghe bersaksi di depan Komite Pemilihan Parlemen Khusus (SPSC) yang menyelidiki penyimpangan yang mengarah pada pemboman Minggu Paskah 21 April, di Kolombo pada 6 Agustus 2019. - Perdana Menteri Ranil Wickremesinghe mengatakan Sri Lanka telah bangkrut sehingga menyebabkan negosiasi dengan IMF lebih sulit.

Setelah ada kesepakatan, program bantuan pinjaman komprehensif akan disiapkan untuk jangka waktu empat tahun.

Pidato PM Wickremesinghe di parlemen sempat diinterupsi oleh anggota oposisi yang meneriakkan seruan "Harus pulang!".

Teriakan itu merujuk kepada Presiden Sri Lanka, Gotabaya Rajapaksa, yang turut hadir.

Sejak krisis melanda berbulan-bulan yang lalu, publik Sri Lanka meminta agar Rajapaksa mengundurkan diri.

Ia dinilai salah urus ekonomi yang mengakibatkan Sri Lanka terjun dalam kondisi sulit.

Dalam forum itu, Wickremesinghe mengatakan pada akhir tahun ini inflasi akan naik menjadi 60 persen.

"Ini akan menjadi perjalanan yang sulit dan pahit," kata Wickremesinghe.

"Tapi kita bisa mendapatkan kelegaan di akhir perjalanan ini. Kemajuan bisa dicapai."

Baca juga: Sri Lanka Kenakan Biaya Tambahan 100 Persen untuk Beberapa Impor: Cokelat Dikenakan 200 Persen

Inggris Larang Bepergian ke Sri Lanka

Orang-orang mengantri untuk membeli minyak tanah untuk keperluan rumah tangga di sebuah stasiun pasokan di Kolombo pada 17 Juni 2022. - Perdana Menteri Ranil Wickremesinghe mengatakan Sri Lanka telah bangkrut sehingga menyebabkan negosiasi dengan IMF lebih sulit. (AFP)

Pemerintah Inggris melarang warganya bepergian ke Sri Lanka.

Kementerian Luar Negeri Inggris merilis imbauan agar masyarakat tidak bepergian ke Sri Lanka, kecuali perjalanan penting, pada Selasa (5/7/2022).

Imbauan ini dilakukan menyoroti dampak krisis ekonomi di negara tersebut.

Salah urus ekonomi dan dampak Covid-19 telah membuat negara berpenduduk 22 juta orang itu tidak dapat membayar impor penting berupa makanan, pupuk, obat-obatan, dan bahan bakar karena krisis dolar yang parah.

"Sri Lanka mengalami krisis ekonomi parah yang menyebabkan kekurangan kebutuhan dasar termasuk obat-obatan, gas untuk memasak, bahan bakar dan makanan," kata pemerintah Inggris, dikutip dari Reuters.

(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini