News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

PM Inggris Boris Johnson, dari Populer Jadi Orang Terbuang, Kini Mengundurkan Diri Buntut Skandal

Penulis: Pravitri Retno Widyastuti
Editor: Siti Nurjannah Wulandari
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mengadakan konferensi pers untuk pembaruan Covid-19 terbaru di ruang pengarahan Downing Street di London pusat pada 8 Desember 2021. Dulu populer, kini PM Inggris Boris Johnson jadi orang terbuang usai anggota parlemen berpaling mendukungnya. Kini ia mengundurkan diri.

Johnson juga dikritik bahwa ia tidak berbuat cukup untuk mengatasi inflasi, dengan banyak warga Inggris berjuang untuk mengatasi kenaikan harga bahan bakar dan makanan.

Baca juga: Beda Reaksi Mundurnya Boris Johnson sebagai Perdana Menteri Inggris: Rusia Senang, Ukraina Sedih

Dalam pidato pengunduran dirinya, Johnson menyoroti keberhasilannya - mulai dari menyelesaikan Brexit hingga memastikan peluncuran vaksin Covid-19 tercepat di Eropa.

Namun ia mengatakan, upayanya untuk meyakinkan rekan-rekannya bahwa mengubah pemimpin ketika ada perang di Ukraina dan pemerintah memenuhi agendanya telah gagal.

"Saya menyesal tidak berhasil dalam argumen-argumen itu. Dan tentu saja, menyakitkan tidak bisa melihat begitu banyak ide dan proyek sendiri (bisa terwujud)," katanya.

"Tapi, seperti yang telah kita lihat di Westminster, naluri kawanan sangat kuat - ketika kawanan bergerak, ia bergerak, dan teman-teman, dalam politik tidak ada seorang pun yang sangat diperlukan."

Mengutip NBC News, Johnson menjadi Perdana Menteri Inggris ketiga berturut-turut yang mengundurkan diri sebelum masa jabatannya berakhir, mengikuti jejak Theresa May dan David Cameron.

Lebih dari 50 Menteri Mundur

Rekaman video yang disiarkan oleh Unit Perekaman Parlemen (PRU) Parlemen Inggris menunjukkan sekretaris kesehatan Inggris yang akan keluar Sajid Javid membuat pernyataan selama sesi mingguan Pertanyaan Perdana Menteri (PMQ) di House of Commons di London pada 6 Juli 2022. (Handout / PRU / AFP)

Lebih dari 50 menteri mengundurkan diri dari pemerintahan Boris Johnson dalam kurun waktu 48 jam.

Indiden ini bermula ketika dua menteri mengundurkan diri pada Selasa (5/7/2022) malam, lalu yang lainnya secara cepat mengikuti langkah tersebut, Rabu (6/7/2022).

Pada Kamis (7/7/2022), lebih banyak menteri mengundurkan diri, termasuk Menteri Irlandia Utara, Brandon Lewis; Menteri Keuangan, Helen Whately; dan Menteri Keuangan, Damian Hinds.

Dilansir CNBC, hingga Kamis pukul 10.00 waktu London, setidaknya ada 59 menteri yang mengundurkan diri.

Baca juga: Deretan Skandal Pemerintahan Boris Johnson, dari Partygate hingga soal Video Porno

Pengunduran diri ke-50 datang dari George Freeman, seorang menteri junior untuk ilmu pengetahuan, penelitian, dan inovasi.

Dalam surat pengunduran diri, Freeman mengatakan, “Puncak dari kurangnya transparansi dan keterbukaan Anda dengan Parlemen (dan kesediaan untuk meminta Menteri Anda menyesatkan Parlemen), penghapusan pilar utama dari kode Menteri, penanganan Anda terhadap penunjukan Wakil Kepala Whip yang ternyata Anda tahu memiliki riwayat tuduhan pelecehan seksual, terlalu berlebihan.”

Menteri Keuangan Nadhim Zahawi - yang baru diangkat Selasa setelah pengunduran diri Rishi Sunak - juga mengungkapkan bahwa dia dan menteri Kabinet lainnya telah memberi tahu Johnson bahwa dia harus "pergi dengan bermartabat."

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini