TRIBUNNEWS.COM -- Joe Biden menganggap serius ancaman Presiden Rusia Vladimir Putin yang menganggap bahwa izin Ukraina menembakkan rudalnya ke Rusia menjadi keterlibatan Barat secara langsung.
Putin menyatakan bahwa jika rudal ATACMS atau Storm Shadow ditembakkan ke wilayahnya, maka hal-hal yang tidak diharapkan oleh Barat bisa terjadi.
Pertemuan Biden dengan Perdana Menteri Inggris Keir Starmer pun disebut-sebut sama sekali tidak membahas mengenai perizinan serang Rusia tersebut.
Baca juga: Zelensky Sebut Rusia Kerahkan Hingga 70.000 Pasukan Untuk Rebut Kursk
Padahal beberapa hari sebelumnya, Menlu AS Antony Blinken mengatakan bakalan ada perubahan mengenai pelarangan penggunaan rudal AS ke Rusia tersebut.
Pencabutan larangan penggunaan rudal jarak jauh terus diminta oleh Presiden Volodymyr Zelensky.
Peminpin Ukraina ini mengatakan negaranya akan terus jadi bulan-bulanan Rusia jika tidak dapat izin menembak sejumlah lokasi penting Rusia dengan ATACMS dan Storm Shadow buatan Barat.
John Kirby, Koordinator Dewan Keamanan Nasional untuk Komunikasi Strategis di Gedung Putih mengatakan bahwa AS tidak akan mengubah kebijakan penggunaan rudak jarak jauhnya di Ukraina.
"Tidak ada perubahan pada pandangan kami tentang penyediaan kemampuan serangan jarak jauh bagi Ukraina untuk digunakan di dalam Rusia. Saya tidak mengharapkan pengumuman besar apa pun dalam hal itu," katanya.
Kirby mengatakan bahwa AS menganggap serius ancaman Putin, 'jika Ukraina meluncurkan rudal jarak jauh buatan Barat ke Rusia, ia akan menganggap Barat terlibat langsung dalam perang tersebut'.
Baca juga: Putin Murka: Rusia akan Membuat Keputusan Berdasarkan Ancaman yang Kita Hadapi
"Tidak ada perubahan pada pandangan kami tentang penyediaan kemampuan serangan jarak jauh bagi Ukraina untuk digunakan di dalam Rusia. Saya tidak mengharapkan pengumuman besar apa pun dalam hal itu," katanya dikuti dari Reuters.
Ia menganggap bahwa Biden sangat serius menanggapi pernyataan Putin tersebut.
"Ini bukan retorika yang belum pernah kita dengar darinya sebelumnya," kata Kirby.
Pada 12 September, Putin menekankan bahwa setiap langkah Barat untuk mengizinkan Kyiv menggunakan senjata jarak jauh tersebut terhadap target di Rusia akan menyeret NATO ke dalam perang dengan Rusia, sebuah peningkatan tajam dalam retorikanya tentang perang tersebut.
Media Barat, Financial Times mengabarkan situasi strategis di Ukraina tidak akan berubah meski Kiev telah mendapatkan izin meluncurkan rudal Storm Shadow dan ATACMS ke Rusia.
Ia mengatakan, target utama dari ATACMS dan Storm Shadow adalah pesawat-pesawat penghancur Donbass yaitu MiG-31, Su-24 dan Su-35 yang tadinya diparkir di wilayah perbatasan.
Akan tetapi kini pesawat-pesawat tersebut telah dipindah ke lokasi yang lebih jauh dan di luar jangkauan ruda-rudal tersebut.
Masalah lainnya adalah persediaan kecil Storm Shadow dan mitranya dari Prancis SCALP-EG, yang sudah dimiliki Ukraina atau dapat ditransfer ke Ukraina.
"Rudal bukanlah obat mujarab strategis untuk situasi militer strategis Ukraina," kata seorang pejabat Barat kepada publikasi tersebut.