TRIBUNNEWS.COM -- Isyarat Amerika Serikat dan Inggris mengizinkan rudalnya digunakan Uraina menghancurkan Rusia jauh ke dalam dianggap tak akan membantu Kiev.
Media Barat, Financial Times mengabarkan situasi strategis di Ukraina tidak akan berubah meski Kiev telah mendapatkan izin meluncurkan rudal Storm Shadow dan ATACMS ke Rusia.
Analis pertahanan Barat Michael Kofman menggambarkan cara kerja birokrasi pemerintah Inggris seperti sitkom parodi "ya Menteri".
Baca juga: Rusia Telah Sampai di Depan Pintu Pokrovsk, Ukraina Sambut Dengan Perang Kota
Keputusan tentang izin rudal diperdebatkan secara luas dan memakan waktu lama untuk dibuat sehingga pada saat dapat dibuat, "itu tidak masuk akal," kata Kofman pada podcast Russia Contingency yang dipandunya.
Target utama dari ATACMS dan Storm Shadow adalah pesawat-pesawat penghancur Donbass yaitu MiG-31, Su-24 dan Su-35 yang tadinya diparkir di wilayah perbatasan.
Akan tetapi kini pesawat-pesawat tersebut telah dipindah ke lokasi yang lebih jauh dan di luar jangkauan ruda-rudal tersebut.
Masalah lainnya adalah persediaan kecil Storm Shadow dan mitranya dari Prancis SCALP-EG, yang sudah dimiliki Ukraina atau dapat ditransfer ke Ukraina.
"Rudal bukanlah obat mujarab strategis untuk situasi militer strategis Ukraina," kata seorang pejabat Barat kepada publikasi tersebut.
Presiden Rusia Vladimir Putin sendiri telah menanggapi isyarat izin penggunaan rudal jarak jauh Barat oleh Ukraina.
Putin mengatakan bahwa sebenarnya keterlibatan Barat telah dilakukan saat pesawat nirawak atau drone Ukraina menghajar sejumlah lokasi yang jaraknya ribuan kilometer dari perbatasan.
"Rusia akan membuat keputusan yang tepat berdasarkan ancaman yang kita hadapi,” kata Putin.