Lokasinya jalan kaki dari stasiun kereta hanya sekitar 5 menit.
Pada saat mantan Perdana Menteri Abe naik ke panggung, pria itu pindah ke sisi berlawanan dari lokasi tempat dia semula, di dekat halte bus di stasiun putar.
Bagian belakang Abe itu adalah blindspot (titik buta) dari mantan Perdana Menteri Shinzo Abe.
Pihak keamanan tampak "kecolongan" di sisi itu sehingga pelaku dengan mudah bisa menembakkan pistol rakitannya kepada Abe.
Menurut seorang wanita yang berada di dekatnya, pria itu bertepuk tangan ketika mantan Perdana Menteri Abe naik ke atas panggung.
Satu atau dua menit setelah pidato dimulai, dia berjalan dari dekat halte bus dan mendekati ke belakang mantan Perdana Menteri Abe dengan jarak sekitar 4 meter dari Abe.
Setelah dua menit Abe berpidato, Yamagami menembak, pertama mengenai bagian leher kiri Abe.
Lalu Abe berputar melihat ke arah Yamagami dan pelaku menembak lagi mengenai dada kanan Abe.
Baca juga: Ivanka Trump Bersedih, Kenang Sifat Bijaksana dan Hangat Shinzo Abe
Peluru menembus dada Abe dan merusak bagian jantungnya.
Bersamaan dengan tembakan muncul pula teriakan, pengeras suara mendengungkan kata-kata dari seorang lelaki, "Apakah ada perawat di sekitar sini?" dan "Panggil ambulans secepatnya," menciptakan suasana yang bising saat itu.
Lalu muncul dua wanita berusaha memberikan pernapasan buatan kepada Abe, beberapa pria juga ikut membantu.
Teriakan juga muncul kepada masyarakat agar segera mengambilkan AED untuk Abe.
Sekitar 5 menit kemudian datanglah ambulans dan segera membawa Abe ke lokasi helikopter di mana Doctor Heli telah menunggu, yang kemudian langsung membawanya ke Rumah Sakit Universitas Medis Nara di Kota Kashihara, Prefektur Nara.
Namun nyawa Shinzo Abe tak tertolong dan mengembuskan napas terakhir jam 17.03 waktu Jepang yang diumumkan resmi pihak rumah sakit kemarin.