Pernyataan Kepolisian Jepang Terkait Penembakan Shinzo Abe
Diwartakan Tribunnews.com sebelumnya, Kepolisian Jepang mengungkap penembakan yang dilakukan Tetsuya Yamagami (41) terhadap mantan PM Jepang Shinzo Abe karena dendam terkait kelompok agama tertentu di Jepang.
"Pelaku Tetsuya Yamagami punya dendam kepada Shinzo Abe terkait dengan kelompok agama yang berafiliasi ke Korea," ungkap sumber Tribunnews.com.
Menurut rumor yang beredar, di masa lalu Shinzo Abe juga ikut membantu kelompok keagamaan tersebut meskipun tak ada bukti kuat hingga saat ini.
"Tetsuya Yamagami terseret isu tersebut sehingga menjadi dendam kepada Abe," kata sumber itu.
Baca juga: Pagi Ini Jenazah Mantan PM Jepang Shinzo Abe Dibawa ke Kediamannya di Shibuya Tokyo
"Namun kalau kami melihatnya kuncinya adalah kesulitan hidup Yamagami lalu dipicu dengan rasa dendam ke bidang kelompok agama yang diisukan didukung oleh Abe," tambahnya.
Polisi masih mencari detail kasus tersebut seperti rute akuisisi perencanaan Tetsuya Yamagami membunuh dan metode pembuatan senjata api, dan melanjutkan dengan penjelasan motifnya di samping menyita buku bank untuk melihat arus keuangan tersangka Yamagami.
Baca juga: Kenang Shinzo Abe, Sekjen PBB Senang Bisa Kenal dan Melihat Komitmennya Pada Multilateralisme
Kronologi Kejadian
Menurut keterangan Direktur Kepolisian bagian pembunuhan Kepolisian Nara, Kazuhiro Nakanishi, Jumat (8/7/2022) malam, sebelum kejadian penembakan, Yamagami naik kereta api, keluar dari Stasiun Kintetsu Yamato-Saidaiji Nara pintu Utara (daerah Saidaiji Higashimachi Nara).
Sementara Shinzo Abe berpidato di sudut dekat pusat penyeberangan pejalan kaki yang mengarah dari putaran di depan stasiun.
Lokasinya jalan kaki dari stasiun kereta hanya sekitar 5 menit.
Pada saat mantan Perdana Menteri Abe naik ke panggung, pria itu pindah ke sisi berlawanan dari lokasi tempat dia semula, di dekat halte bus di stasiun putar.
Baca juga: Shinzo Abe Meninggal, Jokowi: Kontribusi Beliau Perkuat Kerjasama RI-Jepang Selalu Kami Kenang
Bagian belakang Abe itu adalah blindspot (titik buta) dari mantan Perdana Menteri Shinzo Abe.
Pihak keamanan tampak "kecolongan" di sisi itu sehingga pelaku dengan mudah bisa menembakkan pistol rakitannya kepada Abe.