TRIBUNNEWS.COM - Rusia disebut sedang memindahkan pasukan cadangan dari seluruh negeri dan mengumpulkannya di dekat Ukraina.
Pasukan cadangan itu dikumpulkan untuk operasi ofensif di masa depan.
Hal ini diungkapkan Kementerian Pertahanan Inggris, Sabtu (9/7/2022).
Guardian melaporkan, pembaruan intelijen itu mengatakan sebagian besar unit infanteri baru "mungkin" dikerahkan dengan kendaraan lapis baja MT-LB yang diambil dari penyimpanan jangka panjang.
Rusia dikatakan telah lama menganggap mereka tidak cocok untuk sebagian besar peran transportasi infanteri.
Serangan Intensif di Timur dan Selatan
Baca juga: AS Kirim Senjata Senilai 400 Juta Dolar AS ke Ukraina, Termasuk Empat Sistem Roket Canggih HIMARS
Pasukan Ukraina pada Sabtu (9/7/2022) ini bertempur untuk membendung kemajuan militer Rusia yang mulai merangsek ke wilayah Donbas, Ukraina timur.
Sementara itu, Presiden Rusia Vladimir Putin memberi isyarat bahwa Kremlin tidak berminat untuk berkompromi.
Ia menegaskan bahwa sanksi Barat terhadap Rusia berisiko menyebabkan kenaikan harga energi secara drastis.
Di Indonesia, Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov bentrok dengan mitranya dari Barat dalam pertemuan para menteri G20 di Bali.
Menurut laporan Reuters, para diplomat Barat mendesak Rusia membuka jalur pengiriman biji-bijian atau gandum dari Ukraina.
Utusan Rusia untuk Inggris, sementara itu, menawarkan sedikit prospek mundur dari bagian Ukraina di bawah kendali Rusia.
Duta Besar Andrei Kelin mengatakan kepada Reuters, bahwa pasukan Rusia akan merebut sisa Donbas di Ukraina timur dan tidak mungkin mundur dari daratan di seberang pantai selatan.
Ukraina, kata dia, pada akhirnya harus mencapai kesepakatan damai atau "terus tergelincir ke bawah bukit ini" menuju kehancuran.