Sementara Ukraina sendiri bermaksud mempertahankan wilayah-wilayahnya yang telah dikuasai Rusia dan kembali membangun kekuatan.
Presiden Volodymyr Zalensky mangatakan Ukraina telah menghimpun sejuta tentara yang telah siap berperang mengembalikan kedaulatannya di selatan Ukraina.
Serangan Ukraina dilakukan mulai Senin (11/7/2022) lalu di kota Novaya Kakhovka yang dikuasai Rusia, di selatan Ukraina, enyebabkan kerusakan parah dan korban tewas.
Baca juga: Pasukan Rusia Culik Wali Kota Kherson Ihor Kolykhaiev
Rusia menyebut, serangan tersebut dilakukan dengan dukungan senjata dari Amerika Serikat.
Dmitry Polyansky, wakil kepala misi Rusia untuk PBB, mengatakan kepada RIA Novosti bahwa senjata berat Amerika telah memberi Kiev kemampuan untuk menyerang daerah tersebut.
“Serangan semacam itu di situs sipil hanya dapat menarik kecaman tegas. Ini adalah konsekuensi langsung dari pengiriman senjata oleh [Amerika Serikat] ke Kiev,” diplomat itu menjelaskan.
Vladimir Leontyev, kepala administrasi kota, mengatakan pada hari Selasa bahwa tujuh orang tewas dan hingga 70 lainnya terluka.
Dia sebelumnya mengatakan bahwa gudang pupuk diledakkan oleh sebuah serangan, dan beberapa rumah rusak, serta situs sipil lainnya, termasuk pasar dan rumah sakit.
Sumber lain, Natalya Zarya, yang mengkoordinir pengiriman bantuan kemanusiaan ke kota, mengatakan bahwa fasilitas penyimpanan dengan 35 ton bantuan, termasuk makanan, juga telah dihancurkan.
Militer Ukraina mengumumkan pada hari Selasa bahwa mereka menghancurkan gudang amunisi di Novaya Kakhovka. Serangan itu dirayakan secara luas oleh akun media sosial pro-Kiev.
Ukraina dan Rusia telah berulang kali menuduh satu sama lain menembaki daerah pemukiman dan membunuh warga sipil.
Baca juga: Lima Update Invasi Ukraina: Warga AS Tewas hingga Kherson Ingin Gabung Rusia
Protokol, yang ditengahi oleh Jerman dan Prancis, pertama kali ditandatangani pada 2014.
Mantan Presiden Ukraina Petro Poroshenko sejak itu mengakui bahwa tujuan utama Kiev adalah menggunakan gencatan senjata untuk mengulur waktu dan “menciptakan angkatan bersenjata yang kuat.”
Pada Februari 2022, Kremlin mengakui republik Donbass sebagai negara merdeka dan menuntut agar Ukraina secara resmi menyatakan dirinya sebagai negara netral yang tidak akan pernah bergabung dengan blok militer Barat mana pun. Kiev menegaskan serangan Rusia benar-benar tidak beralasan.
Sementara media Barat menuding Rusia menyebabkan tewasnya warga sipil di timur Ukraina. Rudal Rusia menghujani kota kedua Ukraina semalam, ketika gubernur setempat menuduh tentara Putin melakukan 'terorisme mutlak' karena menargetkan warga sipil.