News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Rusia Vs Ukraina

Presiden Ukraina Pecat Kepala Keamanan dan Jaksa Agung, Sebut Ada Kerja Sama dengan Rusia

Penulis: Whiesa Daniswara
Editor: Daryono
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky berbicara selama konferensi pers bersama dengan Perdana Menteri Luksemburg setelah pembicaraan di Kyiv pada 21 Juni 2022. Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy memecat Jaksa Agung dan Kepala Dinas Keamanan Ukraina karena anggota mereka melakukan kerja sama dengan Rusia.

"Itu lebih baik dari minggu-minggu sebelumnya, tetapi masih belum cukup untuk melewati musim dingin tanpa gas Rusia," kata Mueller, dikutip dari media Rusia, TASS.

Mueller mengatakan, pekerjaan pemeliharaan Nord Stream dijadwalkan berakhir hari Kamis minggu ini.

"Sekarang banyak tergantung pada apakah dan berapa banyak gas mengalir melalui pipa setelah pemeliharaan," kata presiden Badan Jaringan Federal atau Bundesnetzagentur Jerman ini.

Jika pasokan gas dari Rusia tiba-tiba terputus dalam semalam, Jerman bisa mengalami resesi besar.

Ini karena seluruh industri bergantung pada gas dan sebagian besar rumah tangga Jerman menggunakannya untuk pemanas.

Baca juga: Di Medan Perang Paling Brutal Ini, Tentara Ukraina Rata-rata Berumur Hanya 5-6 Hari

Sementara itu dikutip dari CBC News, Ukraina telah menawarkan pasokan alternatif kepada Jerman dan Kanada.

Pasokan alternatif yang ditawarkan oleh Ukraina berasal dari pipa Sudzha yang memasuki wilayah Sumy utara Ukraina dari Rusia dan mengalir ke perbatasan Ceko.

Pihak Ukraina mengatakan, Sudzha memiliki kapasitas yang tidak terpakai sebesar 202 juta meter kubik per hari, atau lebih dari seluruh pipa Nord Stream 1.

Namun Kanada dan Jerman menolak tawaran tersebut.

"Ada alternatif bagi Jerman untuk bisa mendapatkan gas," kata Paul Grod, Presiden Kongres Dunia Ukraina.

"Gas yang mereka butuhkan sangat mudah diakses melalui pipa Ukraina, yang untuk beberapa alasan yang tidak diketahui mereka menolak untuk menggunakannya. Sebaliknya, mereka menjadi mangsa pemerasan Rusia," imbuhnya.

(Tribunnews.com/Whiesa/Ika Nur Cahyani)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini