Seperti diketahui, Presiden Rusia Vladimir Putin melakukan kunjungan ke Teheran, Iran pada Selasa (19/7/2022) waktu setempat.
Ini merupakan kunjungan kedua Putin di luar Rusia sejak dimulainya perang Ukraina.
Dalam kunjungan ini, Putin mengadakan pembicaraan bersama Presiden Iran Ebrahim Raisi dan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan.
Pembicaraan diantaranya membahas perang Rusia dengan Ukraina dengan soal kebutuhan gandum negara itu akibat dampak perang.
Gara-gara Perang Rusia dengan Ukraina
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan perang Rusia-Ukraina menjadi sumber krisis energi dan pangan dunia sehingga memperburuk ekonomi global setelah dua tahun dihantam pandemi Covid-19.
Kini dunia sedang dihadapkan pada krisis energi dan pangan.
Ketegangan geopolitik Rusia dan Ukraina sangat berpengaruh pada ekonomi global, sebab keduanya memiliki peran strategis dalam rantai pasok perdagangan internasional.
Ia menyebutkan, Rusia merupakan eksportir minyak mentah terbesar kedua di dunia, sementara Ukraina merupakan eksportir minyak biji bunga matahari terbesar di dunia.
"Ketegangan perang kedua negara telah berdampak siginifkan pada global. Dampak yang paling terasa adalah krisis energi, pangan, dan juga inflasi," ujarnya dalam G20 Susitainable Finance For Climate Tranition di Bali, Kamis (14/7/2022) pekan lalu.
Sri Mulyani mengakui dampak gejolak ekonomi global juga dirasakan Indonesia yakni terjadinya kenaikan harga pada komoditas batu bara dan minyak mentah kelapa sawit (crude palm oil/CPO).
Hal ini berdampak pada anggaran belanja negara sebab alokasi subsidi dan kompensasi menjadi meningkat.
"Ini sangat mempengaruhi anggaran kami, mengingat anggaran kami menanggung beban subsidi dan kompensasi untuk bahan bakar," kata dia.
Meski demikian, ia memastikan bahwa pemerintah Indonesia akan terus mengoptimalkan berbagai kebijakannya untuk mencari keseimbangan dalam mengelola tekanan ekonomi akibat perang Rusia dan Ukraina, serta memastikan untuk terus mendukung proses pemulihan.