Ia juga merekam replika Quran besar yang merupakan pintu gerbang utama ke kota.
"Mimpi itu menjadi kenyataan," katanya saat mereka melewati Mekah dan menuju Bukit Arafah.
Setelah berkeliling di Padang Arafah, Tamary mengaku polisi agama mulai mengajukan pertanyaan dan ingin memastikan bahwa dia adalah seorang Muslim.
Wartawan Israel itu kemudian memutuskan untuk pergi.
Mekah adalah tempat ibadah paling suci bagi umat Islam, diikuti Masjid Nabawi di Madinah dan Masjid Al-Aqsa di Yerusalem.
Hanya umat Muslim yang diizinkan mengunjungi Mekah, sedangkan non-Muslim tidak bisa masuk.
Jika melanggar, pelaku dapat dikenai denda atau deportasi.
Polisi Mekah mengatakan akan menyeret pelanggaran yang dilakukan jurnalis Israel itu ke jaksa penuntut umum, meskipun Tamary sudah tidak berada di Arab Saudi.
Baca juga: Penelitian Ilmiah di Arab Saudi: Mencampur Air Zamzam dengan Air Biasa, Khasiatnya Tak Berubah
Baca juga: Arab Saudi Heboh! Eks Imam Masjidil Haram Tunggangi Moge Harley Davidson Pakai Kaos Biker
Pernyataan Saudi tidak mengidentifikasi wartawan itu, dan hanya mengatakan bahwa ia adalah non-Muslim dan memiliki kewarganegaraan AS.
Ini menyiratkan bahwa Tamary memasuki negara itu menggunakan paspor Amerika, karena Arab Saudi tidak memiliki hubungan formal dengan Israel.
Sebelumnya, pihak Channel 13 dan reporter telah menuliskan permintaan maaf terkait hal ini.
Saluran berita itu mengatakan laporan Tamary didorong oleh "keingintahuan jurnalistik" dan keinginan untuk menyaksikan dan melihat hal-hal secara langsung.
(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)