TRIBUNNEWS.COM - Korea Utara menuduh Amerika Serikat (AS) membuat senjata biologis di Ukraina.
Tuduhan dari Korea Utara ini menggemakan tudingan dari Rusia yang ditolak PBB pada Maret lalu.
Pyongyang, yang merupakan sekutu Moskow, pada Februari lalu mengatakan kebijakan AS adalah "akar penyebab krisis Ukraina".
Lalu pada bulan ini, Korea Utara secara resmi mengakui dua wilayah separatis pro-Kremlin yang memproklamirkan diri di Ukraina timur.
Hal ini menyulut kemarahan Kyiv, yang kemudian memutus hubungan diplomatik dengan Korea Utara.
"(Washington) mendirikan banyak laboratorium biologi di puluhan negara dan wilayah, termasuk Ukraina, dengan mengabaikan perjanjian internasional," lapor KCNA pada Minggu (24/7/2022), lapor CNA.
Baca juga: PM Hungaria Viktor Orban: Eropa Kehilangan Kekuatan Damaikan Rusia-Ukraina
Baca juga: Disepakati Rusia, Ukraina Kirim Jutaan Ton Gandum ke Pasar Global, Titik Balik Hidupkan Perdamaian?
Media pemerintah Korut ini mengutip bahwa hal ini sebelumnya telah dideteksi oleh Rusia.
Maret lalu, Moskow menuduh Washington mendanai penelitian pengembangan senjata biologis di Ukraina.
Namun tuduhan ini telah dibantah Washington dan Kyiv.
AS menilai tudingan tersebut merupakan pertanda bahwa Moskow mungkin menggunakan taktik semacam itu.
Izumi Nakamitsu, Wakil Sekretaris Jenderal Urusan Perlucutan Senjata PBB, juga mengatakan pada bulan Maret bahwa PBB "tidak mengetahui adanya program senjata biologis di Ukraina".
Selain ikut mengakui wilayah separatis seperti yang dilakukan Rusia, Korea Utara juga menjanjikan bantuan lain.
Menurut Duta Besar Rusia untuk Pyongyang, Alexander Matsegora, Korea Utara bisa mengirimkan tukang bangunan ke wilayah separatis di Ukraina timur untuk membantu rekonstruksi pasca-perang.
"Sangat berkualitas, pekerja keras, dan siap bekerja dalam kondisi yang paling sulit, pembangun Korea akan menjadi aset dalam tugas serius memulihkan fasilitas sosial, infrastruktur dan industri (di Donbas) yang dihancurkan oleh Ukronazis yang mundur," kata Dubes itu.