News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Krisis Myanmar

Amerika, Jepang, China hingga HRW Kecam Tindakan Myanmar Eksekusi 4 Aktivis Anti-kudeta

Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Whiesa Daniswara
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

(FILES) File foto ini diambil pada 13 Januari 2012 menunjukkan Kyaw Min Yu (tengah), yang dikenal sebagai Jimmy, dan istrinya Ni Lar Thein (kiri) menggendong anaknya, keduanya anggota kelompok mahasiswa Generasi 88, merayakan kedatangan mereka di bandara internasional Yangon setelah mereka dibebaskan dari penahanan. Junta Myanmar telah mengeksekusi empat tahanan termasuk seorang mantan anggota parlemen dari partai Aung San Suu Kyi, kata media pemerintah pada 25 Juli 2022, dalam penggunaan hukuman mati pertama negara itu dalam beberapa dekade.

Menlu AS Antony Blinken

Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken pada Senin (25/7/2022) mengecam eksekusi sebagai "tercela".

Blinken mengatakan, pembunuhan itu tidak akan menghalangi gerakan demokrasi.

“Tindakan kekerasan yang tercela ini lebih lanjut menunjukkan pengabaian total rezim terhadap hak asasi manusia dan supremasi hukum,” kata Blinken dalam sebuah pernyataan.

“Pengadilan palsu rezim dan eksekusi ini adalah upaya terang-terangan untuk memadamkan demokrasi. Tindakan ini tidak akan pernah menekan semangat orang-orang pemberani Myanmar,” kata Blinken.

Kemenlu Jepang

Dalam sebuah pernyataan, Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Jepang, yang selama beberapa dekade mempertahankan hubungan dekat dengan Myanmar mengatakan "sangat menyesalkan" eksekusi.

Jepang memperingatkan tindakan itu akan semakin mengisolasi pemerintah yang dipimpin militer.

Seperti diketahui, sejak Junta mengambilalih kekuasaan, Myanmar telah menghadapi serangkaian sanksi dari kekuatan Barat.

Baca juga: Myanmar Mengeksekusi 4 Aktivis Anti-kudeta, Picu Kecaman dan Kemarahan Internasional

Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China, Zhao Lijian (Kompas TV)

China

Bahkan China, yang dilaporkan berusaha melindungi sekutu lamanya di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), meminta para pejabat untuk menyelesaikan konflik dengan benar dalam kerangka konstitusional negara itu.

Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China, Zhao Lijian juga menegaskan kembali prinsip non-intervensi yang telah lama dipegang Beijing.

Sekretaris Jenderal PBB

Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres juga mengutuk eksekusi pada Senin (25/7/2022), menyebut eksekusi tersebut sebagai "pelanggaran terang-terangan terhadap hak untuk hidup, kebebasan, dan keamanan seseorang".

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini