Xu mengatakan karena pertemuan G20 tahun ini berfokus pada pemulihan ekonomi, Indonesia juga telah mengundang banyak negara berkembang untuk berpartisipasi.
"Oleh karena itu perlu dukungan dan koordinasi dari Cina, dan akan mengandalkan Cina untuk memberikan suara yang mewakili negara-negara berkembang tersebut, dan untuk mendorong pertumbuhan yang adil," kata Xu.
Pakar tersebut juga mencatat Indonesia berharap agar KTT tidak dibayangi oleh krisis Rusia-Ukraina, karena barat terus menghipnotis dan menjelekkan Rusia.
Pada Maret, Presiden AS Joe Biden bahkan menyerukan penghapusan Rusia dari forum G20.
Dalam wawancara baru-baru ini dengan China Central Television pada hari Jumat, Lu Kang mengatakan Indonesia telah bersikeras semua anggota G20 harus berpartisipasi secara setara.
Indonesia menginginkan tidak ada negara yang memiliki kekuatan untuk memutuskan negara mana yang dapat berpartisipasi dalam G20.
China sangat mendukung Indonesia dalam hal ini. Xu mencatat Indonesia, sebagai negara berkembang dan kekuatan regional, memainkan peran penting dalam mengkoordinasikan urusan regional.
Kegaduhan AS
Sementara Presiden Indonesia memulai tur Cina-nya, AS terus mengoceh tentang hiruk-pikuk "ancaman China" di Indonesia.
Jenderal Mark Milley, Kepala Staf Gabungan AS saat di Jakarta, Minggu (24/7/2022) mengatakan militer Cina di udara dan di laut, telah menjadi jauh lebih agresif dan terasa lebih agresif di wilayah khusus ini.
Sebagai tanggapan, Zhao Lijian mengatakan total pengeluaran militer AS menempati urutan pertama di dunia.
Selain itu, baru-baru ini telah mengajukan usulan permintaan Anggaran Tahun Anggaran 2023 sekitar $813 miliar untuk pertahanan.
AS menjalankan lebih dari 800 pangkalan militer di luar negeri.
"Siapa yang mengirim kapal dan pesawat militer ke luar negeri untuk melenturkan ototnya? Siapa yang menantang perdamaian, keamanan, dan stabilitas regional? Siapa yang lebih agresif? Fakta berbicara sendiri," kata Zhao.