Pada Selasa ini, AS menjadi tuan rumah pertemuan virtual para pejabat yang mewakili 14 negara yang telah bergabung dengan Kerangka Ekonomi Indo-Pasifik.
Washington berupaya memperluas keterlibatannya dengan Asia.
Pertemuan tingkat menteri akan diselenggarakan Perwakilan Dagang AS Katherine Tai dan Menteri Perdagangan Gina Raimondo.
Niat AS untuk mengikat Indonesia ke pihaknya terbukti, mengingat seringnya kunjungan pejabat AS ke negara Asia Tenggara.
Baik oleh Wakil Presiden AS, menteri luar negeri, menteri pertahanan atau kunjungan para jenderal AS.
Meskipun AS terus bergerak untuk merayu Indonesia, negara ini tidak terpengaruh.
Sebaliknya, negara itu bersikeras pada kebijakan nasionalnya untuk menjadi negara yang merdeka dan tidak memihak antara Cina dan AS agar tetap netral.
Indonesia, sebagai salah satu pendukung dan penggagas gerakan nonblok, dapat dilihat sebagai pelopor anti-imperialisme.
Sebagai salah satu penyelenggara Konferensi Bandung 1955, di mana negara-negara nonblok dan baru merdeka berkumpul untuk menyepakati seperangkat prinsip inti dalam hubungan internasional, Indonesia berbicara menentang hegemoni dan menyatakan ambisi dan tekadnya untuk mendukung keadilan di dunia.
"Tidak peduli bagaimana AS menabur perselisihan dan menciptakan perbedaan antara Indonesia dan Cina, Washington tidak akan mendapatkan apa-apa darinya," tandas Zhao.(Tribunnews.com/GlobalTimes/xna)