Pada Agustus 2017, surat kabar Turki Yeni Safak berspekulasi Utkin mungkin adalah tokoh perusahaan, sedangkan kepala Wagner yang sebenarnya adalah orang lain.
Erica Gaston, penasihat kebijakan senior di Pusat Penelitian Kebijakan Universitas PBB, mencatat Grup Wagner tidak didorong secara ideologis, melainkan semata jaringan tentara bayaran.
Pada Desember 2016, Utkin berfoto Bersama Presiden Rusia Vladimir Putin di sebuah resepsi Kremlin yang diberikan untuk menghormati mereka yang telah dianugerahi Ordo Keberanian dan gelar Pahlawan Federasi Rusia.
Ia berfoto Bersama Alexander Kuznetsov, Andrey Bogatov dan Andrey Troshev. Kuznetsov (tanda panggilan "Ratibor") dikatakan sebagai komandan kompi pengintaian dan penyerangan pertama Wagner.
Bogatov adalah komandan kompi pengintaian dan penyerangan keempat, dan Troshev menjabat sebagai "direktur eksekutif" perusahaan.
Beberapa hari kemudian, juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengkonfirmasi kehadiran Utkin di resepsi, menyatakan Utkin berasal dari Wilayah Novgorod.
Resepsi itu diselenggarakan pengusaha Rusia Yevgeny Prigozhin, yang oleh barat kerap dijuluki koki Putin karena perusahaan kateringnya kerap melayani agenda Putin.
Karena itu Prigozhin kerap disebut pemilik sebenarnya Grup Wagner. Prigozhin membantah hubungannya dengan Wagner.
Wagner di Medan Konflik Afrika
Pada 2019, seiring kehadiran PMC Wagner di Afrika, perjalanan yang direncanakan oleh Utkin ke Rwanda dilaporkan dibatalkan pada saat-saat terakhir.
Dia seharusnya bepergian dengan Valery Zakharov, seorang penasihat keamanan Rusia untuk Presiden Republik Afrika Tengah.
Utkin diduga ditarik dari operasi Grup Wagner di Afrika karena terlalu luas p ublikasinya menyusul pemberian medali di Kremlin pada 2016.
AS pun telah menjatuhkan sanksi kepadanya secara pribadi. Penanggungjawab operasi Afrika akhirnya ditangani Kolonel Konstantin Aleksandrovich Pikalov atau Mazay.
Di sisi lain, AS pun di banyak medan konflik kerap menggunakan kontraktor keamanan swasta atau tentara bayaran untuk turut bertempur atau melindungi asset AS.
Di Afghanistan dan Irak, pernah beroperasi perusahaan keamanan swasta Blackwater, yang pendirinya sangat dekat dengan lingkaran Presiden George HW Bush waktu itu.
Blackwater meroket Namanya setelah diduga terlibat pembunuhan brutal warga sipil Irak, menyusul tewasnya sejumlah prajuritnya di Fallujah.(Tribunnews.com/RT/Wikipedia/xna)