News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Cina dan AS

Xi Jinping ke Joe Biden, Kunjungan Pelosi ke Taiwan Berbahaya

Penulis: Setya Krisna Sumarga
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Presiden AS Joe Biden bertemu dengan Presiden China Xi Jinping dalam pertemuan puncak virtual dari Ruang Roosevelt Gedung Putih di Washington, DC, 15 November 2021.

TRIBUNNEWS.COM, BEIJING – Presiden Cina Xi Jinping menyatakan kunjungan Ketua DPR AS Nancy Pelosi berbahaya dan bisa jadi boomerang bagi AS.

Pernyataan disampaikan langsung Xi Jinping ke Presiden AS Joe Biden saat keduanya berkomunikasi via telepon selama 2,5 jam, Kamis (28/7/2022).

Kontak Xi Jinping dan Joe Biden ini dilaporkan stasiun televisi pemerintah Cina, CCTV.

"Orang yang bermain api pasti akan membakar dirinya sendiri," kata Xi kepada Biden, menurut China Central Television (CCTV).

"Kami sangat menentang separatisme dan 'kemerdekaan Taiwan', serta campur tangan kekuatan eksternal," tegas Xi Jinping kepada Biden.

Baca juga: Ketua DPR AS Nancy Pelosi Dijadwalkan Kunjungi Taiwan Bulan Depan

Baca juga: Jubir Militer Cina Peringatkan Pejabat AS Agar Tidak Provokatif

Baca juga: Produksi Jet Tempur Melimpah, Militer Cina Genjot Pelatihan Pilot  

Meskipun ada protes dari Gedung Putih, Pentagon, dan Beijing, Ketua DPR Nancy Pelosi (D-CA), politisi AS paling kuat ketiga, ngotot akan ke Taiwan bulan depan.

Selama ini, Taiwan dianggap bagian provinsi Cina, namuna memberontak melawan pemerintah China di Beijing.

CCTV menambahkan kedua kepala negara memiliki komunikasi dan pertukaran mendalam tentang hubungan Cina-AS dan masalah Bersama kedua negara.

Panggilan tersebut dilaporkan berlangsung 2,5 jam dan mencakup topik mulai dari Taiwan hingga sengketa perdagangan dua ekonomi terbesar dunia itu.

Dalam sebuah pernyataan Kamis, Gedung Putih mengatakan Biden menggarisbawahi kebijakan AS terkait Taiwan tidak berubah.

AS sangat menentang upaya sepihak untuk mengubah status quo atau merusak perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan.

Komunikasi kedua pemimpin via telepon ini dilihat pengamat sebagai upaya mendinginkan ketegangan dalam beberapa pekan terakhir.

Rencana kunjungan Nancy Pelosi ke Taipei akan melengkapi agresifitas elite-elite AS yang lebih dulu datang ke pulau itu.

Dua di antaranya mantan Menteri Luar Negeri dan mantan Direktur CIA Mike Pompeo, serta mantan Menteri Pertahanan Mark Esper.

Gedung Putih dan Pentagon telah mencoba mencegah Pelosi melanjutkan rencananya.

Namun Pelosi tetap keras kepala, dan Rabu ia malah menyampaikan undangan kepada beberapa anggota parlemen senior untuk bergabung dengannya.

Dia menyebut upaya menentang perjalanannya ke Taiwan sebagai tidak demokratis. Pelosi mendapat dukungan tak terduga dari banyak politisi Partai Republik.

Pemerintah di Taiwan adalah semua yang tersisa dari pemerintah republik yang memerintah seluruh Cina antara 1912 dan 1949.

Pasukan komunis Mao Zedong mengalahkan mereka dan menaklukkan daratan, mendirikan Republik Rakyat Cina di Beijing.

Sejak itu, semua kecuali segelintir negara telah mengalihkan pengakuan mereka terhadap pemerintah Cina dari Taipei ke Beijing.

Tetapi AS terus menyalurkan cukup banyak senjata ke Taipei untuk menjaga otonominya dari Beijing.

Pulau itu telah memperoleh kepentingan baru dalam poros strategis Washington menuju "persaingan kekuatan besar" dengan Rusia dan Cina.

Sikap Militer Cina

Sehari sebelumnya, juru bicara Kementerian Pertahanan Cina, Kolonel Wu Qian menyatakan, Cina tidak akan menolerir upaya menekan Tentara Pembebasan Rakyat (PLA).

“Kontak antar-militer Cina dan AS adalah komponen penting hubungan Cina-Amerika. Kami menghargai ikatan ini, tetapi kami akan mematuhi prinsip kami sendiri,” kata Wu di Beijing, Kamis (28/7/2022).

Wu menyebut pihak-pihak AS terus-menerus menekan Cina. Tapi Cina tidak akan menolerir tekanan seperti itu. Tentu kami akan sangat menentangnya,” katanya.

Wu juga mengomentari peningkatan aktivitas militer AS di sekitar Cina dalam beberapa hari terakhir, menyebut pergerakan itu provokatif.

Ia meyakinkan Beijing akan mengambil langkah-langkah rasional, efektif, aman, dan profesional untuk melawan AS.

Awal pekan ini, Sputnik melaporkan peningkatan kekuatan angkatan laut AS di Asia Selatan. Armada VII terdiri kapal induk dan kapal-kapal perang pengawalnya telah bergerak kea rah Taiwan.

Pada Rabu, kantor berita Associated Press melaporkan Pentagon sedang mengembangkan rencana darurat untuk 'melindungi' Pelosi jika dia berkunjung ke pulau itu.

Cina sejak lama mengecam segala bentuk interaksi resmi antara pejabat AS dan Taiwan. Beijing juga telah berulang kali mengecam rencana perjalanan itu.

Media Cina berbahasa Inggris baru-baru ini memperingatkan kunjungan Pelosi itu akan secara dramatis meningkatkan ketegangan Kawasan.

Media itu bahkan merekomendasikan agar pesawat tempur PLA mengawal pesawat yang ditumpangi Pelosi selama kunjungannya.

Minggu ini, sumber mengatakan kepada South China Morning Post, RRC dapat memberlakukan zona larangan terbang jika ingin menggagalkan tur diplomatic Pelosi.

Awal bulan ini, Presiden Biden mengatakan kepada wartawan militer AS menganggap kunjungan (Pelosi) itu bukan ide baik.

Pejabat Taiwan telah memperingatkan membatalkan perjalanan mungkin memiliki efek mengerikan pada keamanan pulau itu.

Di Jakarta Minggu (24/7/2022), Kepala Staf Gabungan AS Jenderal Mark Milley menuduh Cina menjadi kekuatan yang semakin agresif, baik dalam hal retorika dan aktivitas militer.

Menekankan sikap militer Cina, Kolonel Wu Qian kembali memperingatkan semua penyebar rumor yang menghebohkan apa yang disebut ancaman Cina.

Juru bicara Kementerian Pertahanan Cina menyarankan ada dua alasan utama bagi pejabat AS untuk membuat pernyataan tentang bahaya yang konon ditimbulkan oleh RRT dan militernya.

“Pertama membuat alasan untuk mengembangkan militer (AS) sendiri dengan meningkatkan ancaman. Kedua untuk mencoreng Cina yang ingin melayani tujuan strategisnya,” katanya.

Wu meyakinkan PLA akan tetap menjadi kekuatan setia untuk menjaga perdamaian dunia. Perkembangan dan pertumbuhan militer Cina tidak dapat diubah pihak lain.(Tribunnews.com/Sputnikn/GlobalTimes/xna)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini