TRIBUNNEWS.COM - Pasukan Rusia menembaki kota Ukraina yang lokasinya dekat dengan pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) terbesar di Eropa pada Kamis (4/8/2022).
Serangan ini memperkuat peringatan dari Kepala Nuklir Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) bahwa pertempuran di sekitar lokasi itu dapat menyebabkan kehancuran.
Gubernur regional Dnipropetrovsk Valentyn Reznichenko mengatakan Rusia menembakkan 60 roket ke Nikopol.
Nikopol berada di seberang Sungai Dnieper dari pembangkit nuklir Zaporizhzhia.
Seperti diketahui, PLTN Zaporizhzhia telah berada di bawah pengawasan Rusia sejak pasukan Moskow merebutnya di awal perang.
Sekitar 50 bangunan tempat tinggal rusak di kota berpenduduk 107.000.
"Penduduk kota itu dibiarkan tanpa listrik," tulis Reznichenko di Telegram.
Baca juga: UPDATE Perang Rusia Vs Ukraina Hari ke-163: Kyiv Akui Kemenangan Parsial Moskow
Pengoperasian PLTN memprihatinkan
Sementara itu, Direktur Jenderal Badan Energi Atom Internasional, Rafael Grossi memperingatkan bahwa situasi bisa berubah lebih berbahaya di PLTN Zaporizhzhia, di kota Enerhodar.
"Setiap prinsip keselamatan nuklir telah dilanggar di pabrik," katanya, seperti dikuitp Ap News.
"Apa yang dipertaruhkan sangat serius dan sangat serius dan berbahaya."
Dia menyatakan keprihatinan tentang cara pabrik dioperasikan dan bahaya yang ditimbulkan oleh pertempuran yang terjadi di sekitarnya.
Serangan yang disengaja
Para ahli di Institut Studi Perang yang berbasis di Amerika Serikat (AS) mengaku yakin Rusia menembaki daerah itu dengan sengaja untuk “menempatkan Ukraina dalam posisi yang sulit.”
"Entah Ukraina membalas tembakan, mempertaruhkan kecaman internasional dan insiden nuklir atau pasukan Ukraina membiarkan pasukan Rusia terus menembaki posisi Ukraina dari 'zona aman' yang efektif," kata lembaga tersebut.
Baca juga: Rusia Tuding Ukraina Ingin Ciptakan Bencana Nuklir Dengan Menyerang Reaktor PLTN
Penaklukan Zaporizhzhia oleh Rusia memperbaharui kekhawatiran bahwa empat pembangkit listrik tenaga nuklir terbesar di Ukraina dapat rusak.
Hal tersebut tentu memicu keadaan darurat seperti kecelakaan Chernobyl 1986, bencana nuklir terburuk di dunia, yang terjadi sekitar 110 kilometer (65 mil) utara ibu kota, Kyiv.
Juga di wilayah Zaporizhzhia, juru bicara Kementerian Pertahanan Rusia Letnan Jenderal Igor Konashenkov mengatakan militer Rusia menyerang dua depot amunisi Ukraina di dekat desa Novoivanivka dan depot bahan bakar di dekat stasiun kereta api Zaporizhzhia.
Kota industri jadi sasaran pasukan Rusia
Di utara Ukraina, kota terbesar kedua di negara itu, Kharkiv, ditembaki oleh Rusia, kata kantor kepresidenan Ukraina.
Beberapa lokasi industri terkena di kota, yang sering menjadi sasaran.
Baca juga: Pasukan Rusia Kuasai Kota Pekerja PLTN Chernobyl, 3 Orang Tewas
Di kota terdekat Chuhuiv, sebuah roket menghantam sebuah bangunan perumahan berlantai lima.
Pertempuran berlanjut di wilayah Donetsk yang diperebutkan dengan sengit di timur, dengan pihak berwenang Ukraina mengatakan sebuah sekolah dihancurkan di desa Ocheretyne.
Serangan-serangan itu telah mengganggu pasokan gas, air dan listrik, dan penduduk di kawasan itu sedang dievakuasi.
Di kota Toretsk, peluru artileri menghantam halte bus, sebuah gereja dan gedung apartemen, menewaskan sedikitnya delapan orang, kata Gubernur regional Pavlo Kyrylenko.
Pejabat Ukraina tuduh Rusia bertanggung jawab
Mykhailo Podolyak, seorang penasihat Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy, membantah keterlibatan Ukraina.
Dia menuduh, tanpa memberikan bukti, bahwa pasukan Rusia atau separatis bertanggung jawab atas penembakan itu.
Baca juga: Kesempatan Terakhir Belanja H&M sebelum Hengkang dari Rusia, Pembeli Antre Mengular
Rusia dan Ukraina telah berulang kali menuduh satu sama lain menembaki wilayah di bawah kendali mereka sendiri.
Pasukan Rusia telah merebut wilayah Luhansk yang bertetangga dengan Donetsk.
Berita lain terkait dengan Konflik Rusia Vs Ukraina
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)