TRIBUNNEWS.COM - Delapan orang meninggal dan tujuh lainnya hilang di Seoul setelah kota tersebut diterjang hujan deras terparah dalam 80 tahun terakhir, Independent melaporkan.
Hujan deras pada Senin (8/8/2022) malam mengubah beberapa jalan di ibu kota Korea Selatan menjadi sungai.
Air menenggelamkan kereta bawah tanah.
Banjir juga memutus aliran listrik dan menyebabkan tanah longsor di dalam dan sekitar kota.
Empat korban tewas tenggelam di gedung-gedung yang terendam banjir, dua tewas tertimbun longsor, satu orang tersengat listrik dan satu lagi ditemukan di bawah halte bus yang ambruk.
Pihak berwenang mengatakan sembilan orang di Seoul dan provinsi tetangga Gyeonggi terluka akibat peristiwa cuaca ekstrem tersebut.
Baca juga: Banjir Bandang di Seoul, Korea Selatan: 7 Korban Meninggal, 6 Hilang, 800 Warga Dievakuasi
Distrik Dongjak yang paling parah dilanda hujan menerima lebih dari 140mm hujan dalam satu jam pada Senin malam, jumlah per jam tertinggi yang terlihat di ibu kota sejak 1942.
Secara total, daerah tersebut menerima hujan 430 mm antara Senin dan tengah hari pada Selasa, kata badan cuaca negara itu.
Distrik Gangnam yang sibuk juga terkena dampak parah.
Orang-orang terdampar karena gedung-gedung dan stasiun-stasiun terendam banjir.
Lim Na-kyung, seorang ibu dua anak berusia 31 tahun, membandingkan pengalamannya di sana pada Senin malam dengan film 1997 "Titanic".
"Saya harus terus naik semakin tinggi karena bangunan itu tenggelam dengan sangat cepat," katanya.
"Saya tidak percaya bahwa saya terjebak dalam gedung bersama 40 orang lainnya di tengah distrik Gangnam."
Lebih dari 750 bangunan rusak dan 52 jalan tersumbat akibat banjir, kata Markas Besar Penanggulangan Bencana dan Keselamatan Pusat.