Seperti diketahui, China menganggap Taiwan, kepulauan yang menjalankan pemerintahannya secara demokrasi sebagai miliknya sendiri.
Zhang menyebut AS mencoba menerapkan taktik yang sama di Ukraina dan Taiwan untuk “menghidupkan kembali mentalitas Perang Dingin, berisi China dan Rusia, dan memprovokasi persaingan dan konfrontasi kekuatan besar”.
"Non-intervensi dalam urusan internal adalah prinsip paling mendasar untuk menjaga perdamaian dan stabilitas di dunia kita," kata Zhang.
Baca juga: Action Figure Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky Buatan Perusahaan AS Raup Rp 1,7 M
Dia menerapkan prinsip untuk mengkritik kebijakan Taiwan Washington tetapi bukan invasi Rusia ke Ukraina.
Rusia menyebut invasi itu sebagai “operasi militer khusus” dan mengatakan itu perlu tidak hanya untuk menjaga keamanannya sendiri tetapi juga untuk melindungi penutur bahasa Rusia dari penganiayaan.
Ukraina dan Barat mengatakan ini adalah dalih tak berdasar untuk perang agresi kekaisaran terhadap tetangga yang memperoleh kemerdekaan ketika Uni Soviet yang dipimpin Moskow bubar pada 1991.
Berita lain terkait dengan Konflik Rusia Vs Ukraina
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)