TRIBUNNEWS.COM - Seorang mantan jurnalis televisi (TV) pemerintah Rusia Marina Ovsyannikova didakwa menyebarkan informasi palsu tentang tentara Moskow.
Akibat tindakan Marina Ovsyannikova, dia dapat dihukum hingga 10 tahun penjara.
Sebelumnya, pada Maret 2022 Marina Ovsyannikova menginterupsi siaran langsung berita TV Rusia dengan mengecam aksi militer Rusia di Ukraina.
Dikutip The Guardian, Ovsyannikova yang lahir di Ukraina itu telah didenda beberapa kali karena menentang invasi Rusia ke Ukraina.
"Sebuah kasus kriminal telah diluncurkan," kata pengacaranya Dmitry Zakhvatov.
Dia menambahkan bahwa mereka sedang menunggu penyelidik untuk memutuskan tindakan pra-persidangan untuk wanita berusia 44 tahun itu.
Baca juga: Buntut Interupsi Siaran Langsung TV Rusia, Jurnalis Marina Ovsyannikova Didenda Rp 11,8 Juta
Punya 2 anak
Zakhvatov menerangkan Ovsyannikova didakwa menyebabrkan informasi palsu tentang Angkatan Bersenjata Rusia dan akan menghabiskan malam dalam penahanan pra-persidangan.
Dalam sebuah wawancara dengan AFP pekan lalu, Ovsyannikova berharap pihak berwenang tidak akan menempatkannya dalam penahanan pra-psidang karena memiliki dua anak.
Ovsyannikova menulis di Telegram bahwa 10 anggota penegak hukum menggerebek rumahnya pukul 06.00 waktu setempat.
"Mereka menakuti putri kecil saya," terangnya.
Kritik terhadap keputusan Presiden Rusia Vladimir Putin untuk mengirim pasukan ke Ukraina hampir dilarang di Rusia.
Baca juga: UPDATE Perang Rusia Vs Ukraina Hari ke-169: Kyiv Tuduh Moskow Tembakkan Roket dari PLTN Zaporizhhia
Aksi protes Ovsyannikova pada Maret kemarin menjadi berita utama di seluruh dunia.