"Setiap tindakan militer yang membahayakan keselamatan nuklir, keamanan nuklir, harus segera dihentikan," kata Grossi.
"Tindakan militer di dekat fasilitas nuklir sebesar itu dapat menyebabkan konsekuensi yang sangat serius."
Grossi mengatakan situasi di pembangkit nuklir telah mencapai masa kritis dan bersikeras IAEA harus diizinkan untuk melakukan misinya ke Zaporizhzhia sesegera mungkin.
Pembangkit di Zaporizhzhia Jatuh ke Tangan Rusia
Baca juga: Polemik Pernyataan Dubes Ukraina, Kemlu Akan Awasi Sikap Vasyl Hamianin
Pembangkit di Zaporizhzhia merupakan fasilitas tenaga nuklir terbesar di Eropa yang diambil alih oleh pasukan Rusia pada awal Maret 2022, bersama dengan kota Enerhodar yang ada di kawasan yang sama.
Moskow dan Kyiv saling menuduh menembaki pabrik tersebut, dikutip dari CNN Internasional.
Duta Besar Rusia untuk PBB, Vassily Nebenzia, pada Kamis (11/8/2022), menyalahkan Ukraina atas penembakan pabrik dan mendesak para pendukung Kyiv untuk menghentikan serangan dan mencegah kebocoran radiasi yang membawa bencana.
Wakil sekretaris AS untuk pengendalian senjata dan urusan internasional, Bonnie Jenkins, mengatakan Rusia adalah negara yang bertanggung jawab atas dilema nuklir saat ini.
Dia memperingatkan Dewan Keamanan PBB, ada banyak konsekuensi dari konflik ini, termasuk situasi di pembangkit listrik tenaga nuklir Zaporizhzhia.
Namun, Dewan Keamanan PBB belum mengeluarkan pernyataan apa pun hari ini.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Artikel lain terkait Konflik Rusia Ukraina