TRIBUNNEWS.COM - Analis mengungkapkan invasi Presiden Vladimir Putin ke Ukraina membuat ekonomi Rusia mundur empat tahun pada kuartal penuh pertama setelah serangan itu.
Situasi ini menempatkan Moskow di jalur penurunan terpanjang dalam catatan.
Dikutip Al Jazeera, ekonomi Rusia meningkat pesat pada awal 2022 berayun ke kontraksi selama kuartal kedua.
Data pada Jumat (12/8/2022) menunjukkan produk domestik bruto (PDB) menyusut untuk pertama kalinya dalam lebih dari setahun tetapi bernasib lebih baik dari perkiraan, turun 4 persen tahunan.
Mempertimbangkan output yang hilang, PDB sekarang kira-kira setara dengan ukurannya pada tahun 2018, menurut Bloomberg Economics.
Industri manufaktur mobil Rusia lumpuh karena sanksi internasional
Baca juga: UPDATE Perang Rusia vs Ukraina Hari ke-171: Artileri Pasukan Kyiv Hancurkan Gudang Amunisi Moskow
Sentakan sanksi internasional atas perang mengganggu perdagangan dan membuat industri seperti manufaktur mobil lumpuh sementara belanja konsumen meningkat.
Meskipun penurunan ekonomi sejauh ini tidak secepat yang diantisipasi pertama, bank sentral memproyeksikan kemerosotan akan memburuk di kuartal mendatang.
Diperkirakan situasi ekonomi Rusia akan mencapai titik terendah pada paruh pertama tahun depan.
"Ekonomi akan bergerak menuju keseimbangan jangka panjang yang baru," kata Deputi Gubernur Bank of Russia Alexey Zabotkin pada briefing di Moskow.
"Ketika ekonomi mengalami restrukturisasi, pertumbuhannya akan berlanjut."
Bank Rusia bertindak untuk menahan gejolak di pasar dan rubel dengan kontrol modal dan kenaikan tajam suku bunga.
Baca juga: Jajak Pendapat: Kepercayaan Publik Rusia terhadap Vladimir Putin Lampaui 81 Persen
Stimulus fiskal dan putaran pelonggaran moneter yang berulang dalam beberapa bulan terakhir juga mulai muncul, menumpulkan dampak sanksi internasional.
Ekstraksi minyak telah pulih dan pengeluaran rumah tangga menunjukkan tanda-tanda stabil.