Salman Rushdie terkenal dengan novel keempatnya yang berjudul “The Satanic Verses”, yang terbit pada tahun 1988.
Ia pernah mendapat ancaman pembunuhan dari pemimpin Iran pada 1980-an.
Karyanya sering menggabungkan realisme magis dengan fiksi sejarah dan terutama berkaitan dengan koneksi, gangguan, dan migrasi antara peradaban Timur dan Barat, yang terletak di anak benua India.
Novelis berdarah Inggris-Amerika kelahiran India ini harus bersembunyi selama sembilan tahun dari publik setelah karanya The Satanic Verses memicu kemarahan beberapa Muslim, yang menganggap isinya menghujat, dan dilarang di beberapa negara.
Setahun setelah buku itu dirilis, Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Khomeini menyerukan agar Salman Rushdie dieksekusi, dikutip dari BBC Internasional.
Dia menawarkan hadiah $ 3 juta (Rp43.984.500.000 Miliar) dalam sebuah fatwa (keputusan hukum yang dikeluarkan oleh seorang pemimpin agama Islam).
Sebuah yayasan keagamaan Iran yang semi-resmi menambahkan lebih $500.000 (Rp7.330.750.000 Miliar) untuk hadiah tersebut pada tahun 2012.
Namun, warga negara Inggris-Amerika yang lahir dari Muslim non-praktik dan juga seorang ateis, telah menjadi pendukung vokal untuk kebebasan berekspresi, sehingga mereka membela karya Salman Rushdie.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Artikel lain terkait Penikaman Salman Rushdie