Namun kekecewaan etnis minoritas Malaysia dalam pemilu 2013 mendorong Najib untuk membatalkan janji reformasinya di tengah kemarahan atas hilangnya hak istimewa ekonomi yang telah lama dipegang oleh mayoritas etnis Melayu.
Mayoritas Muslim Melayu membentuk 60 persen dari populasi sekitar 32 juta, dengan sisanya sebagian besar terdiri dari etnis China dan etnis India.
Lalu pada 2015, tanda-tanda pertama skandal pun mulai muncul di 1MDB, mendorong Najib untuk melawan kritik secara tegas.
Oposisi bahkan butuh kemenangan pemilu bersejarah pada 2018 untuk membuka kembali penyelidikan 1MDB yang akhirnya mengarah pada lusinan dakwaan terhadap Najib.
Dalam minggu-minggu setelah mengalami peristiwa buruknya, pihak berwenang pun menyita ratusan tas tangan mewah, perhiasan, jam tangan, dan uang tunai jutaan dolar selama penggerebekan di properti yang terkait dengan keluarganya.
Kendati demikian, Najib tetap populer di beberapa kalangan, termasuk partainya UMNO, yang kembali berkuasa tahun lalu di tengah gejolak politik.
Pukulannya yang teratur pada oposisi dan update ringan di laman Facebook telah menarik perhatian lebih dari 4 juta follower, menjadikannya politisi Malaysia paling populer di media sosial.