Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Para pelajar Taman Kanak Kanak (TKK) di beberapa tempat di Jepang melakukan latihan penyelamatan diri dengan membunyikan klakson mobil berjaga apabila mereka tertinggal dan terkunci di dalam bus jemputannya.
"Kemampuan untuk memberikan sinyal SOS bagi pelajar TKK sangat penting saat ini setelah kematian pelajar TKK Jepang seminggu lalu ajari anak Anda cara membunyikan klakson," papar Dr. Masahiko Sakamoto, Departemen Pediatri, Pusat Medis Saku hari Senin (12/9/2022).
Sudah seminggu sejak hari ke-12 setelah seorang gadis berusia 3 tahun meninggal karena sengatan panas setelah tertinggal di dalam bus sekolah di pusat anak-anak bersertifikat di Kota Makinohara, Prefektur Shizuoka.
Gadis cilik 3 tahun China Kawamoto akhirnya meninggal kepanasan dengan udara diperkirakan 39 derajat Celcius di dalam bus jemputan Taman kanak-kanak (TK) Kawasaki Kota Makinohara, Prefektur Shizuoka,
Orang tua dan wali dengan anak-anak telah mengunjungi tempat parkir di mana bus diparkir dan stan persembahan bunga didirikan di depan taman kanak-kanak sejak pagi untuk meratapi gadis yang meninggal.
Di TK Kawasaki, sebuah pusat anak bersertifikat di Shizunami, Makinohara , pada tanggal 5 September 2022 Kawamoto (3) meninggal karena serangan panas setelah ditinggalkan di dalam bus selama sekitar lima jam di tempat parkir.
Di tempat parkir di lokasi dan di depan taman anak-anak, ada begitu banyak bunga dan minuman yang bisa diletakkan di stand duka cita di sana saat ini.
Sejak pagi hari tanggal 12 September, orang tua dan wali dengan anak-anak mengunjungi stan persembahan bunga satu demi satu dan diam-diam menyatukan tangan mereka.
Seorang wanita berusia 40-an yang tinggal di lingkungan dengan seorang anak berusia 3 tahun berkata, "Anak saya berada di taman kanak-kanak yang berbeda, tetapi hati saya sakit untuk berpikir bahwa saya mungkin telah bermain dengan China di suatu tempat. Maaf saya seharusnya bisa melewati taman dan memperhatikannya," katanya dengan air mata berlinang.
Seorang pria berusia 40-an yang bekerja di sebuah panti jompo di Kota Kakegawa berkata, "Baru seminggu telah berlalu, dan saya tidak ingin melupakan ini. Jadi saya menawarkan bangau kertas yang dibuat oleh penghuni fasilitas tersebut. Saya merasa bertanggung jawab ini, jadi saya ingin mereka tahu pentingnya hidup."
Seorang wanita berusia 20-an yang tinggal di Kota Makinohara bersama anaknya yang berusia satu tahun berkata, "Saya sangat takut membayangkan anak saya akan berada dalam situasi yang sama. Saya tidak akan menyekolahkan anak saya di taman kanak-kanak mulai sekarang. Saya berencana untuk melakukannya, tetapi saya ingin memiliki manajemen keselamatan yang menyeluruh."
Di sisi lain, ketika bus diparkir di tempat parkir, polisi melakukan pemeriksaan di dekat tempat parkir sekitar pukul 9.00, menghentikan mobil yang lewat, dan menyaksikan bus pada saat yang sama menanyakan segala sesuatunya.
Polisi percaya bahwa taman anak-anak mengabaikan manajemen keselamatan, dan sedang menyelidiki kecurigaan kelalaian profesional yang mengakibatkan kematian dengan mendengarkan direktur dan staf yang menanggapi pada saat itu.
Di Saitama latihan penyelamatan diri SOS dilakukan bagi para pelajar TKK.
Satu per satu pelajar TKK belajar latihan menekan membunyikan klakson. Bahkan ada yang didudukkan gurunya di tempat klakson bus sekolah karena menekan klakson bus cukup berat, jadi dilakukan dengan menduduki tempat klakson supaya berbunyi terus.
Dengan berbunyi lingkungan sekitar akan sadar ada yang tak benar dan bis amenyelamatkan anak yang tertinggal terkunci di dalam bus sekolah di masa mendatang, harap seorang kepala sekolah TKK di Saitama pagi ini (12/9/2022).
Sementara itu beasiswa (ke Jepang), belajar gratis di sekolah bahasa Jepang di Jepang, serta upaya belajar bahasa Jepang yang lebih efektif.
Info lengkap silakan email: info@sekolah.biz dengan subject: Belajar bahasa Jepang.