TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Invasi Rusia di Ukraina hingga kini terus berlangsung.
Korban dari kalangan sipil terus berjatuhan.
Warga Negara Indonesia Pepi Aprianti Utami yang sudah 13 tahun berdomisili di Kyiv, Ukraina, mengungkap situasi terkini di negara tersebut.
Menurut seniman kriya alumni Fakultas Seni Rupa Desain (FSRD) Institut Teknologi Bandung (ITB), Rusia seperti ingin menghilangkan Ukraina dari peta dunia.
"Tentara Rusia secara sengaja menghancurkan ingatan terhadap budaya dengan membakar perpustakaan, sekolah dan museum di Ukraina," ucap Pepi, berdasarkan keterangan resmi Kedutaan Besar Ukraina untuk Indonesia.
Meski demikian, Pepi memilih bertahan di Ukraina karena.
Baca juga: Ukraina Klaim Telah Jatuhkan Drone Shahed Buatan Iran yang Digunakan Rusia
Alasannya karena ia memiliki keluarga dan teman-teman di sana.
Pekerjaannya juga tak bisa ia tinggalkan jika keluar dari wilayah Ukraina.
Ia memilih pindah ke kota yang lebih aman.
Pepi menuturkan, sebelum terjadi serangan oleh Rusia, Ukraina adalah negara yang aman dan orang-orang pergi bekerja dan beraktifitas lancar.
Perekonomian dan pembangunan terus berkembang selayaknya sebuah negara berdaulat.
Baca juga: Pasukannya Mundur dari Ukraina, Rusia Andalkan Dukungan China
Kondisi itu berubah Rusia melancarkan serangan ke Ukraina pada 24 Februari 2022.
“Banyak bangunan runtuh kena rudal. Tak sedikit korban jiwa sipil. Semua panik. Rumah saya dibobol dan dirusak oleh tentara Rusia, mereka bersembunyi dan menyimpan amunisinya di sekitar pekarangan rumah saya,” tuturnya.
Pada awal invasi Pepi memutuskan untuk berlindung di kantor Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Kyiv.