Kemudian dibantu secara penuh oleh KBRI untuk pindah ke kota Vinnytsia yang relatif aman dari serangan tentara Rusia.
Setelah tiga bulan, ketika keadaan semakin aman barulah rombongan Pepi kembali ke Kyiv dan kumpul kembali bersama keluarga.
Baca juga: Pejabat Ukraina: Lebih dari 40 Pemukiman di Wilayah Kharkiv Dibebaskan
“Di Kyiv saya berusaha untuk tetap waspada setiap sirene berbunyi saya mencoba mencari tempat yang aman untuk berlindung,” lanjutnya.
Selain dirinya, Pepi menuturkan masih ada setidaknya kurang lebih 29 WNI yang memutuskan untuk tetap bertahan di Ukraina bersama keluarga mereka dengan alasan dan pertimbangan masing-masing.
Pepi menuturkan dirinya telah tiga kali berkunjung ke Irpin, Bucha dan Ivankiv.
Di sana banyak bangunan sipil yang hancur rumah, sekolah, rumah sakit, bahkan taman bermain. Jejak kebrutalan Rusia terpampang seperti ambulan terbakar dan lokasi kuburan massal.
“Saya juga berbincang dengan warga sekitar tentang apa yang terjadi selama masa kependudukan tentara rusia di sana. Salah satunya dengan seorang ibu yang anaknya diculik dan dianiaya oleh pasukan Rusia hingga meninggal dunia,” katanya.
Pepi mengatakan Ukraina sedang berjuang mempertahankan eksistensinya oleh karena itu Ukraina membutuhkan dukungan dari seluruh negara di dunia untuk menghadapi Rusia.
“Dukungan baik moral maupun materi, terutama senjata sangat diapresiasi. Indonesia yang pernah merasakan dijajah bisa memberi bantuan seperti donasi, memberikan perhatian dan simpati, dan bersuara untuk Ukraina,” tandasnya.