Von der Leyen mengatakan sanksi Eropa terhadap Rusia akan tetap berlaku dan blok 27 negara Uni Eropa akan terus menawarkan dukungan keuangan ke Ukraina.
Baca juga: Cerita WNI Mengenai Situasi Terkini di Ukraina, Selalu Waspada Setiap Sirene Berbunyi
Pernyataan itu disampaikan Von der Leyen dalam pidato kenegaraan tahunannya yang dihadiri Ibu Negara Ukraina, Olena Zelenska.
"Sanksi akan tetap ada, inilah saatnya bagi kita untuk menunjukkan tekad, bukan ketenangan," kata Von der Leyen.
"Ini bukan hanya perang yang dilakukan oleh Rusia melawan Ukraina, ini adalah perang terhadap energi, ini adalah perang terhadap ekonomi kita, ini adalah perang terhadap nilai-nilai kita, ini adalah perang terhadap masa depan kita."
"Ini tentang otokrasi melawan demokrasi dan saya berdiri di sini dengan keyakinan bahwa dengan keberanian yang diperlukan, dan dengan solidaritas yang diperlukan (Vladimir) Putin akan gagal dan Ukraina dan Eropa akan menang. Hari ini keberanian memiliki nama dan nama itu adalah Ukraina."
"Inilah sebabnya hari ini (Rabu), saya akan ke Kyiv, untuk membahas semua ini dengan Presiden (Volodymyr) Zelensky dan untuk menunjukkan kepadanya apa pasar tunggal sebagai potensi masa depan Ukraina juga," katanya.
Mengatasi krisis energi Von der Leyen mengatakan Uni Eropa akan mengusulkan langkah-langkah untuk membatasi pendapatan dan memaksa perusahaan bahan bakar fosil untuk berbagi keuntungan.
"Pada saat ini adalah salah untuk menerima rekor pendapatan dan keuntungan yang luar biasa yang diuntungkan dari perang dan di belakang konsumen kami," kata kepala Uni Eropa.
"Saat ini, keuntungan harus dibagi dan disalurkan kepada mereka yang paling membutuhkan," ujarnya.
Paus Kecam Perang di Ukraina
Paus Fransiskus telah tiba di Kazakhstan untuk kunjungan tiga hari ke negara itu.
Baca juga: Ukraina Klaim Telah Jatuhkan Drone Shahed Buatan Iran yang Digunakan Rusia
Paus berbicara kepada para pemimpin politik di ibu kota Nur-Sultan pada Selasa malam mengatakan kepada mereka bahwa dia datang pada saat "perang yang tidak masuk akal dan tragis yang pecah dengan invasi ke Ukraina".
"Saya datang untuk menggemakan permohonan semua orang yang menyerukan perdamaian, yang merupakan jalan penting menuju pembangunan bagi dunia kita yang terglobalisasi," kata Paus.
Pada hari Rabu Paus menghadiri Kongres VII Pemimpin Dunia dan Agama Tradisional, pertemuan para pemimpin agama internasional.