Sebelumnya, pada Rabu (21/9/2022), Putin mengumumkan mobilisasi parsial pertama Rusia sejak perang dunia.
Putin mengatakan kepada publik bahwa bangsanya berperang melawan Ukraina dan sumber daya militer dari negara-negara Barat yang mendukung Kyiv.
Dalam pidatonya, Putin mendukung referendum pencaplokan di empat wilayah yang sedang berlangsung di Ukraina.
Pejabat Rusia, termasuk mantan Presiden Dmitry Medvedev, mengatakan begitu wilayah tersebut dimasukkan ke dalam Rusia, serangan Ukraina di wilayah ini akan dianggap sebagai serangan langsung ke Rusia.
Ini berarti, di bawah doktrin nuklir Rusia, Rusia dapat mengizinkan penggunaan senjata nuklir jika Moskow menganggapnya menghadapi "ancaman eksistensial".
Baca juga: Referendum Wilayah Separatis di Ukraina Berjalan Meski Tuai Kecaman, Apa yang Diinginkan Rusia?
Sementara itu, pidato di Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa pada hari Kamis, sangat kritis terhadap Rusia.
Negara-negara non-blok bergabung dengan AS dan sekutunya dalam mengutuk invasi ke Ukraina.
Namun, Menteri Luar Negeri Rusia, Sergey Lavrov, yang menghadiri pertemuan PBB, mengatakan Ukraina telah menjadi “tempat pementasan anti-Rusia untuk menciptakan ancaman terhadap keamanan Rusia”.
Berita lain terkait dengan Konflik Rusia Vs Ukraina
(Tribunnews.co/Andari Wulan Nugrahani)