TRIBUNNEWS.COM - Media sosial China dihebohkan dengan rumor Presiden Xi Jinping dikudeta.
Selama tiga hari terakhir, lebih dari 9.000 penerbangan di seluruh daratan China dibatalkan hingga memicu pertanyaan dari pengamat.
Bersamaan dengan hal tersebut, layanan bus dan kereta api di sekitar Beijing juga ditangguhkan.
Spekulasi mengenai kudeta menguat dengan kemunculan video yang menunjukkan barisan kendaraan militer sepanjang 80 km mengarah ke Beijing.
Namun, rekaman itu belum dapat diverifikasi.
Keberadaan Xi Jinping Dipertanyakan
Menyusul hal ini, keberadaan Presiden China Xi Jinping menjadi pertanyaan sejumlah pihak.
Dilansir Asia Markets, Presiden Xi terakhir terlihat di publik saat berada di Samarkand, Uzbekistan, untuk menghadiri KTT Kepala Negara Organisasi Kerjasama Shanghai.
Kementerian Luar Negeri China sebelumnya membagikan foto Xi saat mendarat di bandara Samarkand pada 14 September 2022 lalu.
Adapun KTT berakhir pada 16 September 2022.
Beberapa hari kemudian, banyak pengamat China dikejutkan dengan ketidakhadiran Xi di Seminar Pertahanan Nasional dan Reformasi Militer China.
Bersamaan dengan itu, nama Jenderal Tentara Pembebasan Rakyat China, Li Qiaoming, mulai mencuat.
"Li Qiaoming, mantan komandan Komando Teater Utara, yang sebelumnya diberhentikan dan dikabarkan telah berpartisipasi dalam 'pemberontakan', tampil menonjol dan difoto duduk di barisan depan pertemuan di sebelah Liu Zhenli, komandan Tentara Komunis Tiongkok," ujar komentator politik Tiongkok, Liu Fangli dan Liang Xin.
Sejak saat itu, Jenderal Li turut terseret dalam pusaran rumor kudeta China.