Kemudian pada 4 Mei 2018, Xi mengadakan panggilan telepon dengan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe mengenai situasi di Semenanjung Korea. Ini adalah kali pertama kedua pemimpin ini berbicara di telepon.
Xi Jinping juga bertemu dengan Presiden AS Donald Trump pada 1 Desember 2018 untuk membicarakan ketegangan perdagangan selama KTT G20 di Argentina.
Memasuki masa-masa pandemi Covid-19, Xi melakukan kunjungan ke Wuhan pada 10 Maret 2020, untuk inspeksi "pekerjaan pencegahan dan pengendalian epidemi" di kota dan provinsi sekitarnya.
Pada 22 September 2020, melalui pidato yang dilakukan secara virtual ke Majelis Umum PBB, Xi menyerukan revolusi hijau dan mengatakan pandemi Covid-19 telah menunjukkan bahwa “manusia tidak bisa lagi mengabaikan peringatan alam yang berulang-ulang".
Satu tahun kemudian, tepatnya pada 21 September 2021, Pemimpin China ini mengatakan tidak akan membangunn proyek pembangkit listrik tenaga batu bara di luar negeri dan akan meningkatkan dukungan keuangan untuk proyek energi hijau serta rendah karbon di negara berkembang.
Baca juga: Kabar Kudeta Terhadap Xi Jinping, Ahli Sebut Mustahil Terjadi
Pejabat senior PKC menyetujui resolusi tentang “prestasi besar dan pengalaman bersejarah” partai pada 11 November 2021, dalam sebuah langkah yang diharapkan akan semakin memperkuat kekuasaan Xi.
Ini menjadi “resolusi sejarah” ketiga yang dikeluarkan oleh PKC dalam 100 tahun kedepan, dua lainnya pada tahun 1945 dan 1981, masing-masing memperkuat supremasi Mao Zedong dan Deng Xiaoping.
Xi Jinping kemudian menemui Presiden Rusia Vladimir Putin pada 4 Februari 2022 di sela-sela Olimpiade Beijing. Melalui pertemuan ini keduanya menyerukan agar NATO menghentikan ekspansi lebih lanjut.