TRIBUNNEWS.COM, IRAN - Hadis Najafi jadi pusat perhatian dunia.
Aktivis perempuan berusia 20 tahunan dikabarkan meninggal dunia dalam aksi demonstrasi besar-besaran yang telah berlangsung selama sepekan di Iran.
Demonstrasi yang berakhir rusuh di sejumlah kota di Iran yang protes kematian Mahsa Amini, wanita yang tewas ditangkap polisi karena tak berjilbab.
Kematian Najafi disampaikan oleh jurnalis dan aktivis hak-hak perempuan, Masih Alinejad melalui akun Twitter @AlinejadMasih, pada Minggu (25/9/2022).
Ia pun menjadi simbol baru curahan kesedihan dan pembangkangan yang telah menyebar secara nasional di Iran, sejak 16 September 2022.
Baca juga: 75 Orang Tewas Akibat Kerusuhan di Iran, Ribuan Warga Ditangkap, Aktivis Protes Polisi Tembaki Warga
Sosok Hadis Najafi
Dilansir dari The Jerusalem Post, Hadis Najafi merupakan perempuan Iran berusia 23 tahun.
Dia bergabung dengan demonstrasi terhadap pemerintah di Karaj, sebuah kota di dekat Ibu Kota Iran, Teheran.
Menurut Masih Alinejad, Hadis Najafi ditembak sebanyak enam kali oleh pasukan keamanan Iran pada Rabu (21/9/2022).
Akibat berondongan peluru tersebut, Hadis Najafi menderita luka di perut, leher, jantung, dan tangan.
Ia pun dilarikan ke Rumah Sakit Ghaem, sebelum akhirnya dinyatakan meninggal dunia.
Tak terima akan kematian Mahsa Amini
Saudara Hadis mengatakan, perempuan tersebut tergugah mengikuti unjuk rasa karena tidak terima dengan kematian Mahsa Amini.
Mahsa Amini merupakan perempuan Iran yang ditahan petugas keamanan karena dianggap tidak menggunakan jilbab sesuai aturan.