News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Rusia Vs Ukraina

POPULER Internasional: Rusia Resmi Caplok 4 Wilayah Ukraina | Putin Ancam Gunakan Senjata Nuklir

Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Wahyu Gilang Putranto
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

(kiri) Kepala wilayah Kherson yang ditunjuk Moskow Vladimir Saldo dan wilayah Zaporizhzhia Yevgeny Balitsky, Presiden Rusia Vladimir Putin, pemimpin separatis Donetsk Denis Pushilin dan pemimpin separatis Lugansk Leonid Pasechnik bergandengan tangan setelah menandatangani perjanjian yang secara resmi mencaplok empat wilayah Ukraina yang diduduki pasukan Rusia, di Kremlin di Moskow pada 30 September 2022.

TRIBUNNEWS.COM - Rangkuman berita populer Tribunnews di kanal Internasional dapat disimak di sini.

Rusia kini resmi mencaplok empat wilayah Ukraina.

Presiden Vladimir Putin mengancam akan menggunakan senjata nuklir jika keempat wilayah tersebut direbut.

Sementara itu, meski pencaplokan tidak diterima PBB, Rusia menggunakan hak vetonya untuk penolakan PBB tersebut.

Selengkapnya, berikut berita populer Internasional dalam 24 jam terakhir.

1. Putin Resmi Caplok Kherson, Zaporizhzhia, Luhansk, dan Donetsk: Bagian dari Rusia Selamanya!

Baca juga: Militer Ukraina Kepung Pasukan Rusia di Donetsk saat Putin Rayakan Kemenangan Aneksasi

Vladimir Putin telah menandatangani “perjanjian aksesi” yang meresmikan pencaplokan ilegal Rusia atas empat wilayah pendudukan di Ukraina.

Hal itu menandai pengambilalihan paksa wilayah terbesar di Eropa sejak perang dunia kedua.

Upacara penandatanganan, yang bertentangan dengan hukum internasional, berlangsung di Istana Grand Kremlin di hadapan para elit politik Rusia pada Jumat (30/9/2022).

Penandatanganan itu dilakukan setelah referendum palsu yang diatur oleh Rusia di wilayah Kherson, Zaporizhzhia, Luhansk, dan Donetsk.

Putin memulai upacara dengan pidato panjang, agresif, dan marah di mana pemimpin Rusia mengeluarkan ancaman nuklir baru.

Dia berjanji untuk melindungi tanah yang baru dicaplok dengan semua kekuatan dan sarana yang dimiliki.

BACA SELENGKAPNYA >>>

2. Putin Kerahkan Senjata Nuklir Jika 4 Wilayah Ukraina Direbut, Biden: Kami Tak akan Terintimidasi

(kiri) Kepala wilayah Kherson yang ditunjuk Moskow Vladimir Saldo dan wilayah Zaporizhzhia Yevgeny Balitsky, Presiden Rusia Vladimir Putin, pemimpin separatis Donetsk Denis Pushilin dan pemimpin separatis Lugansk Leonid Pasechnik bergandengan tangan setelah menandatangani perjanjian yang secara resmi mencaplok empat wilayah Ukraina yang diduduki pasukan Rusia, di Kremlin di Moskow pada 30 September 2022. (AFP)

Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden menegaskan tidak akan terintimidasi dengan ancaman Presiden Rusia Vladimir Putin.

Sebelumnya, Putin menyatakan ancaman terselubung bahwa Rusia akan mengerahkan senjata nuklir untuk melindungi empat wilayah Ukraina yang dicaplok.

Dalam pidatonya, Putin menyatakan wilayah Donbas (Donetsk dan Luhansk), Kherson, dan Zaporizhia akan menjadi bagian dari Federasi Rusia untuk selamanya.

Pemimpin Rusia ini mengklaim warga di empat wilayah Ukraina itu memilih untuk "bersama rakyat mereka, tanah air mereka".

Ia mengacu pada referendum yang diadakan di daerah-daerah tersebut pada penghujung bulan September lalu.

Barat dan Ukraina mengecam pemungutan suara selama referendum sebagai penipuan.

Baca juga: Pemimpin Barat Bereaksi Keras Soal Rusia Caplok 4 Wilayah Ukraina

Pidato Putin yang disampaikan pada Jumat (30/9/2022) di Istana Grand Kremlin, kebanyakan berisi celaan untuk Barat.

Dia mengatakan, AS telah menciptakan "preseden" dengan menggunakan senjata nuklir melawan Jepang pada akhir Perang Dunia Kedua, dalam ancaman nyata.

Putin pekan lalu mengatakan negaranya memiliki "berbagai senjata pemusnah" dan akan "menggunakan semua cara yang tersedia bagi kita".

"Saya tidak menggertak," tegasnya saat itu.

BACA SELENGKAPNYA >>>

3. Rusia Veto Resolusi PBB yang Menolak Pencaplokan Ukraina, China dan India Pilih Abstain

Rusia menggunakan hak vetonya di Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk menggagalkan resolusi yang mengutuk pencaplokan empat wilayah Ukraina.

Di sisi lain, dua teman dekat Moskow, China dan India memilih abstain daripada menentang resolusi untuk mengutuk tindakan Rusia terhadap Ukraina.

Duta Besar AS untuk PBB, Linda Thomas-Greenfield memperkenalkan resolusi untuk meminta negara-negara anggota tidak mengakui pencaplokan wilayah Ukraina dan mewajibkan Rusia menarik pasukan, lapor Al Jazeera.

Ini diungkapkan Linda pada pertemuan Dewan Keamanan PBB, Jumat (30/9/2022).

Presiden Rusia, Vladimir Putin baru saja meresmikan pencaplokan wilayah terbesar di Eropa sejak Perang Dunia II.

Pada Jumat lalu, ia menyatakan kekuasaan Rusia atas Kherson, Zaporizhzhia, Luhansk, dan Donetsk yang membentuk sekira 15 persen Ukraina.

Baca juga: Pemimpin Barat Bereaksi Keras Soal Rusia Caplok 4 Wilayah Ukraina

Resolusi yang didorong AS dan Albania, menyerukan kecaman terhadap referendum 'ilegal' yang digelar di wilayah Ukraina yang diduduki militer Kremlin dan separatis.

Para anggota Dewan PBB diminta tidak mengakui perubahan apa pun pada perbatasan Ukraina.

Resolusi itu juga meminta Rusia untuk segera menarik pasukannya dan mengakhiri invasi yang diluncurkan pada 24 Februari.

Sepuluh negara memberikan suara dukungan terhadap resolusi tersebut.

BACA SELENGKAPNYA >>>

4. Rusia: AS Dapat Banyak Keuntungan dari Kerusakan Pipa Nord Stream

Duta Besar Rusia untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Vassily Nebenzia menghadiri pertemuan dengan Dewan Keamanan PBB pada hari Jumat (30/9/2022) kemarin.

Dalam pertemuan tersebut, Nebenzia berhenti menyalahkan Amerika Serikat atas kerusakan pipa Nord Stream di Laut Baltik, namun dia mengatakan Washington memiliki banyak keuntungan dalam perdagangan gas karena kerusakan pipa tersebut.

Pertemuan itu diadakan atas permintaan Rusia guna membahas kebocoran yang ditemukan pada Selasa (27/9/2022) lalu di jalur pipa Nord Stream 1 dan 2, yang pembangunannya menghabiskan dana miliaran dolar AS.

Baca juga: Norwegia: Drone Tak Dikenal Terlihat Sebelum Ledakan Nord Stream

Vassily Nebenzia mengatakan "ledakan" yang menyebabkan kebocoran jaringan pipa Nord Stream telah membawa keuntungan bagi Amerika Serikat.

"Pemasok gas alam cair Amerika harus merayakan peningkatan pasokan LNG yang berlipat ganda ke Eropa," kata Nebenzia, yang dikutip dari Reuters.

Sebelumnya, Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan Amerika Serikat dan sekutunya telah meledakkan pipa Nord Stream.

"Sanksi tidak cukup untuk Anglo-Saxon: mereka pindah ke sabotase," ujar Putin, merujuk pada sanksi yang dijatuhkan AS dan negara-negara lain kepada Rusia atas invasi Moskow ke Ukraina.

Gedung Putih telah menepis tuduhan itu. Dalam pertemuan tersebut, perwakilan AS untuk PBB, Richard M.Mills Jr. menegaskan Washington tidak terlibat dalam insiden kebocoran pipa Nord Stream.

"Biar saya perjelas, Amerika Serikat dengan tegas menyangkal keterlibatan apa pun dalam insiden ini dan kami menolak pernyataan yang mengatakan sebaliknya," tegas Mills.

Baca juga: Ini Tanggapan Pentagon Saat AS Dituduh Sabotase Nord Stream

AS telah meningkatkan ekspor LNG dalam beberapa tahun terakhir karena Rusia tidak dapat diandalkan untuk menjadi pemasok energi Eropa, tambah Mills. Dalam beberapa tahun terakhir Rusia telah memutus pasokan gas ke Eropa Timur di musim dingin, karena adanya perselisihan harga gas.

BACA SELENGKAPNYA >>>

(Tribunnews.com)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini