TRIBUNNEWS.COM - Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky mengatakan militernya membuat kemajuan pesat di wilayah selatan dan timur yang telah dicaplok Rusia.
Dikatakan Zelensky, pasukan Ukraina telah berhasil merebut kembali puluhan kota di wilayah tersebut hanya dalam sepekan terakhir ini.
"Minggu ini saja, sejak referendum semu Rusia, lusinan pusat populasi telah dibebaskan. Semuanya berada di wilayah Kherson, Kharkiv, Luhansk dan Donetsk," katanya dalam pidato pada Selasa (4/20/2022) malam, lapor Reuters.
Rusia menganeksasi atau mencaplok empat wilayah Ukraina setelah menggelar referendum di penghujung September lalu.
Kyiv dan Barat menganggap Rusia melakukan referendum ilegal dengan pemaksaan.
Presiden Rusia, Vladimir Putin kemudian mengumumkan pencaplokan empat wilayah itu pada Jumat (30/9/2022).
Baca juga: Pasukan Rusia yang Mundur Tinggalkan Ranjau di Dekat Kherson Ukraina
Namun meski telah dianeksasi, sejumlah wilayah di kawasan timur dan selatan Ukraina belakangan ini berhasil direbut kembali oleh pasukan Kyiv.
Presiden Zelensky mengatakan, delapan kota kecil di Kherson, selatan Ukraina, telah direbut kembali.
Sebuah video yang dirilis Kementerian Pertahanan Ukraina tampaknya menunjukkan bendera Ukraina dikibarkan di Desa Davydiv Brid, Kherson.
Pasukan Ukraina juga merebut kembali beberapa desa di sepanjang Sungai Dnipro pada hari Senin (3/10/2022), kata pejabat Ukraina dan seorang pemimpin yang didukung Rusia di daerah itu.
Di timur, pasukan Ukraina telah memperluas serangan setelah merebut benteng utama Rusia di utara Donetsk, Kota Lyman.
Alhasil, pasukan Rusia di wilayah Donetsk dan Kherson terpaksa mundur dalam beberapa hari terakhir dan tampaknya berjuang untuk menghentikan tentara Ukraina yang semakin diperlengkapi Barat.
"Di beberapa daerah garis depan dimungkinkan untuk memperluas wilayah yang kami pegang dari antara 10 hingga 20 km," kata Komando Operasi Angkatan Bersenjata Ukraina (UAF) selatan, Rabu (5/10/2022).
Pasukan Rusia menghancurkan cadangan amunisinya dan mencoba menghancurkan jembatan serta penyeberangan untuk memperlambat kemajuan Ukraina, kata UAF dalam laporan hariannya.