Seorang pejabat Distrik Uthaisawan Na Klang Jidapa Boonsom mengatakan bahwa penembakan terjadi saat makan siang.
“Menembak empat atau lima petugas di pusat penitipan anak terlebih dahulu,” kata Jidapa.
Dia menambahkan bahwa di antara mereka yang ditembak adalah seorang guru yang sedang hamil delapan bulan.
Baca juga: FAKTA Penembakan Massal di Thailand: Guru Hamil dan Bocah 2 Tahun Tewas Dibunuh Eks Perwira Polisi
“Awalnya orang-orang mengira ada kembang api,” ujar Jidapa.
“Ini benar-benar mengejutkan. Kami sangat takut dan berlari untuk bersembunyi begitu kami tahu itu adalah penembakan. Begitu banyak anak terbunuh, saya belum pernah melihat yang seperti itu,” lanjut Jidapa.
Jidapa menuturkan, pelaku memaksa masuk ke ruangan yang terkunci di mana anak-anak sedang tidur untuk membunuh anak-anak di sana dengan pisau.
Kepolisian Thailand mengatakan, pelaku juga membunuh istri dan anaknya kemudian bunuh diri.
Perdana Menteri Thailand Prayuth Chan-o-cha, dalam sebuah pernyataan di Facebook, menyebut penembakan massal tersebut insiden yang mengejutkan.
"Saya memerintahkan kepala polisi untuk segera pergi ke tempat kejadian untuk mengambil tindakan yang diperlukan dan semua pihak yang terlibat untuk memberikan bantuan segera kepada semua orang yang terkena dampak," kata Prayuth.
Baca juga: Kronologi Penembakan Brutal di Thailand Tewaskan 34 Orang Tewas, 23 Diantaranya Anak-anak
Wakil Perdana Menteri Thailand Prawit Wongsuwan melakukan perjalanan ke Uthaisawan untuk bertemu keluarga korban pada Kamis.
Sedangkan Prayuth diperkirakan akan berkunjung pada Jumat (7/10/2022). Pemerintah mengatakan akan memberikan bantuan keuangan kepada keluarga korban untuk membantu menutupi biaya pemakaman dan perawatan medis. (Danur Lambang Pristiandaru/Kompas.com)