TRIBUNNEWS.COM - Rudal Rusia menghantam lebih dari 40 kota besar dan kecil di Ukraina, lapor pejabat Kyiv pada Kamis (13/10/2022).
Dalam 24 jam terakhir, rudal Rusia menghantam lebih dari 40 pemukiman, kata Staf Umum Angkatan Bersenjata Ukraina, dilansir Reuters.
Di sisi lain, Angkatan Udara Ukraina melancarkan 32 serangan terhadap 25 target Rusia.
Wali kota Mykolaiv, Oleksandr Senkevich mengatakan dalam sebuah postingan di media sosial bahwa kota pelabuhan di selatan Ukraina itu diserang secara besar-besaran.
"Sebuah bangunan tempat tinggal lima lantai dihantam, dua lantai atas hancur total, sisanya - di bawah puing-puing. Tim penyelamat sedang bekerja di lokasi," katanya.
Sebuah pusat pembuatan kapal dan pelabuhan di Sungai Southern Bug di lepas Laut Hitam, Mykolaiv, juga mengalami pemboman berat dari Rusia selama perang.
Baca juga: Tangkal Serangan Drone Rusia, Joe Biden Janjikan Sistem Pertahanan Udara Canggih untuk Ukraina
Rusia juga menargetkan pemukiman di wilayah ibu kota Ukraina, Kyiv, menggunakan drone peledak pada Kamis (13/10/2022) pagi waktu setempat, lapor pemerintah lokal di Telegram.
Gubernur Kyiv, Oleksiy Kuleba mengatakan berdasarkan informasi awal serangan itu dilakukan dengan drone Kamikaze buatan Iran.
Infrastuktur penting terkena serangan pesawat tak berawak, kata Kyrylo Tymoshenko, wakil kepala kantor kepresidenan Ukraina.
Rudal menghantam lebih dari 30 rumah bertingkat dan kediaman pribadi, jaringan pipa gas dan saluran listrik di Kota Nikopol di wilayah Dnipropetrovsk, dan lebih dari 2.000 keluarga tidak memiliki akses listrik.
Laporan ini disampaikan Gubernur Dnipropetrovsk, Valentyn Reznichenko melalui tulisannya di Telegram.
Di Kota Avdiivka, serangan Rusia menewaskan sedikitnya delapan orang di sebuah pasar, menurut kepala wilayah yang ditunjuk Ukraina.
Sistem Pelindung Udara
Rentetan serangan udara ini terjadi ketika Ukraina pada Rabu (12/10/2022) lalu mengumumkan keberhasilannya merebut kembali lebih banyak wilayah di selatan.
Dalam kesempatan itu, Kyiv juga mengapresiasi janji Barat untuk mengirimkan sistem pertahanan udara guna melindungi diri dari serangan rudal Rusia.
Sebelumnya, sejumlah anggota NATO telah berjanji mengirimkan sistem anti-rudal baru ke Kyiv setelah menggelar pertemuan di Brussels.
"Sistem akan disediakan, secepat kami bisa secara fisik membawanya ke sana," kata Menteri Pertahanan Amerika Serikat, Lloyd Austin setelah pertemuan tanpa memberikan rincian, lapor Straits Times.
Dalam pertunjukan solidaritas Barat lebih lanjut, para pemimpin negara-negara Kelompok Tujuh (G-7) bersumpah untuk "berdiri dengan Ukraina selama yang diperlukan".
Kepala Dana Moneter Internasional (IMF), Kristalina Georgieva, menjanjikan bantuan keuangan demi "memindahkan dengan Anda ke arah Ukraina yang kuat".
Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, yang menggambarkan serangan rudal Rusia sebagai tindakan terorisme dan menekan Barat untuk mengirimkan sistem pertahanan udara, menyambut baik sistem anti-rudal yang dijanjikan.
"Semakin berani dan kejam teror Rusia, semakin jelas bagi dunia bahwa membantu Ukraina untuk melindungi langit adalah salah satu tugas kemanusiaan terpenting bagi Eropa saat ini," kata Zelensky dalam pidato hariannya.
Sekutu Janjikan Senjata
Negara-negara sekutu Ukraina menjanjikan banyak bantuan senjata militer setelah pertemuan anggota NATO di Brussels, pada Rabu (12/10/2022).
Menteri Pertahanan Ukraina, Oleksiy Reznikov, memuji kedatangan perdana sistem pertahanan Iris-T dari Jerman serta janji AS untuk mempercepat pengiriman sistem rudal permukaan-ke-udara canggih (Nasams).
"Era baru pertahanan udara telah dimulai di Ukraina," cuit Reznikov, lapor Guardian.
"Iris-T dari Jerman sudah ada di sini. Nasams datang. Ini hanyalah permulaan. Dan kami membutuhkan lebih banyak."
Baca juga: Inggris Siap Kirim Sistem Rudal Pertahanan Udara untuk Ukraina
Baca juga: Belarus Semakin Dekat Gabung dengan Rusia untuk Perang di Ukraina
Inggris telah berjanji akan menyumbangkan persenjataan pertahanan udara mutakhir, yang mampu menembak jatuh rudal jelajah
Tidak disebutkan berapa banyak roket Amraam yang akan dikirim ke Ukraina, tetapi mengatakan mereka akan digunakan dengan Nasams.
Prancis juga menjanjikan radar dan sistem pertahanan udara dalam beberapa minggu mendatang, sementara Kanada mengatakan akan menyediakan peluru artileri dan pakaian musim dingin.
Menteri Pertahanan Belanda, Kajsa Ollongren, menulis dalam sebuah surat kepada parlemen bahwa pemerintahnya akan menyumbangkan pertahanan udara senilai €15 juta (£13m) ke Ukraina.
(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)