TRIBUNNEWS.COM - Menteri Keuangan Pakistan Ishaq Dar menyebut pemerintah sedang mempertimbangkan membeli minyak Rusia karena mendapat tawaran diskon.
Tawaran ini datang di saat Pakistan di ambang kekhawatiran perlu memperpanjang utang Paris Club-nya menyusul banjir yang menerjang negara itu beberapa waktu kemarin.
Dikutip Al Jazeera, lembaga kredit Moody's memangkas peringkat kedaulatan Pakistan satu tingkat pada 6 Oktober.
Lembaga tersebut mengutip peningkatan likuiditas dan risiko kerentanan eksternal yang disebabkan oleh dampak ekonomi banjir.
Keputusan ini kabarnya sangat ditentang oleh pemerintah.
Para ekonom mengatakan Pakistan harus mengeksplorasi semua opsi untuk meningkatkan dan menghemat cadangan devisanya.
Baca juga: Xiaomi Tepis Rumor Pengalihan Produksi dari India ke Pakistan
Untuk diketahui, cadangan devisa Pakistan telah turun menjadi sekitar satu bulan impor yang sebagian besar terdiri dari pembelian minyak dan gas.
Ditanya apakah Pakistan mungkin beralih ke minyak murah Rusia, Menteri Keuangan Ishaq Dar mengatakan bahwa pemerintah sedang mempertimbangkannya.
“Kami pasti mempertimbangkannya. Jika India membeli minyak dari Rusia, kami juga memiliki hak [untuk melakukannya]," katanya.
Mekanisme harga ekspor minyak Rusia
Kelompok tujuh ekonomi terkaya telah mencoba untuk menegakkan mekanisme pembatasan harga pada ekspor minyak Rusia pada 5 Desember.
Kebijakan ini dikeluarkan ketika sanksi Uni Eropa (UE) melarang impor minyak mentah Rusia melalui laut mulai berlaku.
Baca juga: 90 Ton Bantuan Kemanusiaan dari Indonesia untuk Korban Banjir dan Longsor Pakistan Tiba di Karachi
Perdana Menteri Shehbaz Sharif telah mengajukan permohonan keringanan utang dari Paris Club.
Tetapi Dar mengatakan bahwa Pakistan tidak akan mencari restrukturisasi dari kelompok negara kreditur itu, dan juga tidak akan gagal bayar.