TRIBUNNEWS.COM - Sejak awal panen buah zaitun dua minggu lalu, telah terjadi peningkatan serangan yang signifikan terhadap warga Palestina oleh pemukim Israel, Arab News melaporkan.
Serangan-serangan ini terjadi bersamaan dengan musim kampanye pemukim Israel di Tepi Barat dan Yerusalem Timur.
Seorang politisi Palestina menyerukan otoritas untuk segera bertindak.
"Otoritas Palestina harus mendukung rakyatnya dan segera menghentikan koordinasi keamanan dengan pendudukan Israel," kata politisi Palestina Mustafa Barghouti kepada Arab News, Jumat (21/10/2022).
Dia menambahkan, "Tidak mungkin menghentikan permukiman dan serangan pemukim tanpa menghadapi pendudukan dan permukiman melalui perlawanan dalam segala bentuknya."
Sumber-sumber Palestina mengatakan tentara Israel menyerang pemetik zaitun di dekat kota Tulkarm di Tepi Barat utara pada hari Jumat.
Baca juga: Remaja Palestina Tewas usai Derita Luka Tembak Selama Sebulan, Aksi Mogok Berlangsung di Tepi Barat
Muayyad Shaaban, kepala Komisi Kolonisasi dan Perlawanan Tembok, juga dipukuli dan disemprot dengan gas air mata, menurut sebuah pernyataan dari komisi tersebut.
Komisi itu mengklaim Shaaban, anggota staf, dan aktivis dari perlawanan rakyat menjadi sasaran kampanye hasutan Israel melalui media sosial yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Banyak pemukim, termasuk wanita dan anak-anak, telah berpartisipasi dalam serangan terhadap warga Palestina.
Para pemukim itu mengkritik Menteri Pertahanan Israel Benny Gantz karena tidak memberi mereka keamanan di Tepi Barat dan telah meminta para pemilih untuk tidak memilihnya kembali.
Munir Kadous, seorang peneliti di organisasi Israel Yesh Din, Relawan untuk Hak Asasi Manusia, menyebut serangan baru-baru ini oleh pemukim terhadap warga Palestina sebagai aksi yang "mengerikan dan menakutkan."
Dia berkata, "Setelah membatasi serangan mereka ke rumah-rumah dan pertanian yang terletak di pinggiran kota-kota dan desa-desa Palestina, mereka sekarang menyerang setiap target yang mereka inginkan di pusat kota-kota itu tanpa rasa takut, (di bawah) perlindungan tentara Israel."
Younis Arar, direktur Unit Hubungan Internasional di Komisi Kolonisasi dan Perlawanan Tembok, mengatakan para pemukim tidak akan berani menyerang sedemikian rupa tanpa adanya perlindungan tentara Israel.
"Mereka menyerang warga dan properti mereka di siang hari bolong dan menembaki orang tanpa ragu atau takut, menikmati perlindungan tentara Israel, yang tidak berniat untuk mencegah mereka melakukan serangan terhadap warga Palestina dan properti mereka," kata Arar.