TRIBUNNEWS.COM - Presiden China, Xi Jinping berhasil mengamankan masa jabatan periode ketiganya sebagai pemimpin China.
Menurut laporan Xinhua, Xi Jinping kembali terpilih menjadi Sekretaris Jenderal Komite Sentral Partai Komunis China (PKC) dalam rapat selama sesi Kongres ke-20 Partai Komunis China yang berakhir pada Minggu (23/10/2022).
Xi juga ditunjuk sebagai ketua Komisi Militer Pusat CPC pada sesi tersebut.
Dengan ini, Xi Jinping memiliki peluang yang besar untuk kembali menjabat sebagai presiden China pada Maret mendatang.
Selama pertemuan tersebut, beberapa pemimpin utama PKC mengundurkan diri dari Komite Tetap Politbiro yang beranggotakan tujuh orang.
Ketua Partai Komunis Shanghai, Li Qiang (63), mengikuti Xi ke atas panggung di Aula Besar Rakyat ketika tim Komite Tetap Politbiro baru diperkenalkan.
Baca juga: Kongres Partai Komunis China Berakhir, Xi Jinping akan Jalani Periode ke-3 sebagai Presiden?
Artinya, Li Qiang kemungkinan akan menggantikan Li Keqiang sebagai perdana menteri ketika dia pensiun pada bulan Maret, lapor Reuters.
Selain Li Qiang, Komite Tetap Politbiro kini diisi Zhao Leji dan Wang Huning yang merupakan anggota lama.
Kemudian ada anggota baru yakni Cai Qi, Ding Xuexiang dan Li Xi.
Komite Tetap Politbiro, yang merupakan badan pemerintahan tertinggi China, berisi para loyalis Presiden Xi Jinping.
"Kemenangan yang tidak normal untuk satu faksi, yang jarang terjadi dalam tradisi Partai Komunis, di masa lalu akan ada keseimbangan kekuatan yang kasar," kata Willy Lam, rekan senior di lembaga think tank AS, Jamestown Foundation.
"Artinya tidak akan ada checks and balances. Xi Jinping juga memiliki kendali penuh atas Politbiro dan Komite Sentral yang lebih besar," katanya.
Pembukaan Komite Tetap dan Politbiro 24 anggota yang lebih besar terjadi sehari setelah penutupan Kongres ke-20 Partai Komunis, di mana amandemen ditambahkan ke piagam partai yang bertujuan untuk memperkuat status inti Xi dan peran politiknya dalam partai.
Susunan terbaru dari tim ini merupakan konfirmasi bahwa cengkeraman Xi pada kekuasaan tidak berkurang, bahkan kini ia menjadi penguasa China paling kuat sejak Mao Zedong.