TRIBUNNEWS.COM - Pemerintah China memperketat pembatas virus Corona di sebagian kota dari Wuhan hingga Xining.
Pihak berwenang menyegel gedung-gedung dan distrik-distrik dalam upaya untuk menghentikan meluasnya wabah Covid-19.
Dilansir Al Jazeera, pada Kamis (27/10/2022), China melaporkan lebih dari 1.000 kasus Covid-19 baru secara nasional selama tiga hari berturut-turut.
Namun, beban kasus Covid China tetap kecil menurut standar global.
Tindakan pembatasan yang sangat ketat terhadap varian Omicron sangat membebani ekonomi negara terbesar kedua di dunia itu.
Dengan penerapan pembatasan di China, pasar keuangan terguncang dan menyebabkan kemarahan publik.
Baca juga: Reli Saham China Terhenti, Imbas Ditemukannya Kasus Covid-19 di Wuhan
Covid di Guangzhou: lebih banyak akses jalan ditutup
Guangzhou, kota terbesar keempat di China menutup lebih banyak jalan dan lingkungan pada Kamis (27/10/2022).
Kota ini juga menahan orang-orang di rumah karena daerah baru dianggap berisiko tinggi dalam kebangkitan Covid yang telah bertahan hingga minggu keempat.
Covid di Wuhan: menangguhkan penjualan daging babi
Wuhan, episentrum wabah Covid-19 pertama di dunia pada akhir 2019, melaporkan sekitar 20 hingga 25 infeksi baru per hari minggu ini.
Namun demikian, otoritas setempat memerintahkan lebih dari 800.000 orang di satu distrik untuk tinggal di rumah hingga 30 Oktober.
Wuhan juga menangguhkan penjualan daging babi di beberapa bagian kota, menurut gambar dan posting di media sosial.
Baca juga: Studi Baru: Pasar di Wuhan China Kemungkinan Besar adalah Pusat Penyebaran Covid-19
Kebijakan ini diambil setelah pihak berwenang mengatakan satu kasus Covid terkait dengan rantai pasokan daging babi lokal.