Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia Lestanti
TRIBUNNEWS.COM, MOSKOW – Presiden Rusia Vladimir Putin memamerkan peluru kendali balistik antar benua (intercontinental ballistic missile) atau ICBM bersama dengan peluncuran rudal balistik lainnya, dalam latihan kekuatan nuklir strategis.
Digelar pada Rabu (26/10/2022) latihan ini dilakukan Putin sebagai respon atas penggunaan bom kotor atau bom nuklir radioaktif di Ukraina, meski Presiden Ukraina telah menyangkal penggunaan senjata nuklir dalam melawan Rusia.
Namun hal tersebut tak lantas mengurungkan niat Putin Untuk terus mensimulasikan serangan nuklir besar-besaran, di tengah meningkatnya ketegangan dengan Barat atas konflik di Ukraina.
Selama latihan nuklir kemarin, Rusia bahkan turut meluncurkan rudal ICBM yang memiliki berat lebih dari 200 ton dan dapat mengangkut 10 hingga 15 hulu ledak nuklir sub-panduan. Lengkap dengan hulu ledak peluncur hipersonik “vanguard” yang mengadopsi teknologi penetrasi canggih.
Baca juga: Mengapa Vladimir Putin Umumkan Darurat Militer di 4 Wilayah Pendudukan?
Dengan kemampuan ini ICBM bahkan diklaim sebagai rudal paling unggul, baik dari segi kekuatan ledak maupun jangkauan jelajahnya.
Tak hanya menghadirkan senjata nuklir berkekuatan tinggi, dalam latihan akbar yang digelar di Semenanjung Kamchatka, Rusia juga turut menerjunkan pasukan pencegahan strategis dari angkatan darat, laut hingga udara dengan dipimpin panglima tertinggi militer Rusia yakni Vladimir Putin.
“Latihan telah terpenuhi. Semua rudal yang ditembakkan mencapai target yang ditentukan,” ujar juru bicara Kremlin.
Melalui serangkaian latihan ini Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu menjelaskan bahwa komando militer Rusia siap menghadapi serangkaian serangan Barat dan Ukraina.
"Di bawah kepemimpinan Vladimir Putin, sesi pelatihan diadakan dengan pasukan pencegahan strategis darat, laut dan udara, dimana peluncuran praktis rudal balistik dan jelajah berlangsung," tambah Kremlin.
Bersamaan dengan latihan yang diadakan Rusia, Foxnews melaporkan bahwa uji coba nuklir Rusia dilakukan saat angkatan perang NATO juga tengah mengadakan latihan tahunan yang dijuluki "Steadfast Noon" di laut Eropa barat hingga 30 Oktober mendatang, dengan melibatkan sekitar 60 pesawat, termasuk pembom jarak jauh B-52 Amerika Serikat dan jet tempur berkemampuan nuklir.