Park (41), yang menjalankan kedai kopi waralaba di seberang lokasi kerumunan, mengatakan tidak ada bencana seperti itu di lingkungannya selama beberapa tahun terakhir.
"Toko saya tutup hari ini," katanya, Minggu.
Bisnis Itaewon perlahan dibuka kembali setelah banyak yang gulung tikar selama lebih dari dua tahun karena aturan jarak sosial pemerintah yang pertama kali diterapkan pada awal 2020.
Ada pembatasan jumlah orang dalam pertemuan pribadi dan pelarangan makan di restoran setelah jam 9 malam untuk jangka waktu tertentu.
Aturan itu dianggap telah merugikan terutama pada bisnis kecil yang berfokus pada kehidupan malam Itaewon.
Menurut penyedia data real estat yang dikelola negara Korea Real Estate Board, tingkat kekosongan di properti komersial di Itaewon melonjak menjadi rata-rata 30 persen pada puncak pandemi akhir 2020.
Tetapi angka itu menunjukkan tanda-tanda pemulihan, turun menjadi sekitar 7 persen tahun lalu, ketika aturan jarak sosial ditarik kembali.
Korea telah menetapkan satu minggu berkabung nasional mulai Minggu untuk diperpanjang hingga Sabtu (5/10/2022), meminta bisnis dan otoritas lokal untuk membatalkan festival, acara, dan parade Halloween.
"Saya tidak berpikir saya akan bisa makan atau bertemu dengan teman-teman di Itaewon untuk beberapa waktu," ujar Lee Ji-soo, 32 tahun.
"Itu akan terlalu mengingatkanku pada tragedi itu."
Fakta-fakta Sementara Tragedi Itaewon
Mengutip The Guardian, ini sejumlah poin yang diketahui seputar tragedi kerumunan di Itaewon.
- Sedikitnya 150 orang tewas dan sekitar 80 lainnya terluka dalam kerumunan orang yang berdesak-desakan di gang sempit selama perayaan Halloween di Itaewon, distrik rekreasi populer Seoul di Korea Selatan.
- Para pejabat mengatakan kerumunan besar mulai mendorong maju di gang miring dekat Hotel Hamilton, tempat pesta di Seoul.