Tidak jelas bagaimana kendaraan yang sarat dengan bahan peledak kembali berhasil melewati kota yang penuh dengan pos pemeriksaan dan terus-menerus waspada terhadap serangan.
Al-Shabab telah mengaku bertanggung jawab atas pemboman itu, AP News melaporkan.
Kelompok itu mengatakan mereka menargetkan Kementerian Pendidikan, yang menurut mereka telah memalingkan pemuda dari Islam.
Pemerintah Somalia di bawah Presiden Hassan Sheikh Mohamud yang baru terpilih telah terlibat dalam serangan baru terhadap Al-Shabab, termasuk upaya untuk menutup jaringan keuangannya.
Pemerintah mengatakan pertarungan akan terus berlanjut.
Al-Shabaab yang bersekutu dengan Al-Qaeda, yang telah berperang di Somalia selama lebih dari satu dekade, berusaha untuk menggulingkan pemerintah pusat dan mendirikan pemerintahannya sendiri berdasarkan interpretasi yang ketat terhadap hukum Islam.
Baca juga: 100 Orang Tewas dan 300 Orang Terluka dalam Ledakan di Kementerian dan Sekolah Somalia
Kelompok itu menggunakan kampanye pengeboman baik di Somalia maupun di tempat lain, dan sasarannya termasuk instalasi militer serta hotel, pusat perbelanjaan, dan area lalu lintas yang sibuk.
Ledakan hari Sabtu terjadi di lokasi yang sama dengan pengeboman terbesar di Somalia pada Oktober 2017, yang menewaskan lebih dari 500 orang.
Dalam pengeboman itu, sebuah bom truk meledak di luar sebuah hotel yang sibuk di persimpangan K5, yang dipenuhi dengan kantor-kantor pemerintah, restoran, dan kios.
Pada bulan Agustus, sedikitnya 20 orang tewas dan puluhan terluka ketika pejuang Al-Shabab menyerbu Hotel Hayat di Mogadishu.
Serbuan itu memicu kebuntuan 30 jam dengan pasukan keamanan sebelum pengepungan akhirnya berakhir.
Presiden Mohamud, dengan dukungan dari Amerika Serikat dan milisi lokal yang bersekutu, telah melancarkan serangan terhadap kelompok tersebut, meskipun hasilnya terbatas.
(Tribunnews.com/Rica Agustina)