News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Media Ramai Soroti Perayaan Halloween di Arab Saudi, Dulu Dilarang Kini Digelar Besar-besaran

Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Siti Nurjannah Wulandari
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Perayaan Halloween diizinkan tahun ini oleh penguasa de-facto Arab Saudi, Mohammed Bin Salman, di bawah Visi 2020 untuk memodernisasi negara. - Perayaan Halloween yang dulu dilarang, digelar besar-besaran di Arab Saudi pada tahun ini. Hal ini menuai sorotan dari berbagai pihak.

TRIBUNNEWS.COM - Arab Saudi mengejutkan dunia karena merayakan Halloween yang pernah dilarang beberapa tahun yang lalu.

Perayaan Halloween tahun ini diizinkan oleh penguasa de-facto Arab Saudi, Mohammed Bin Salman, di bawah "Visi 2020" untuk memodernisasi negara.

Menurut Britannica, Halloween (All Hallows’ Evening) adalah perayaan untuk menandai hari sebelum hari raya Semua Orang Kudus di Kekristenan Barat. 

Perayaan ini memulai peringatan Allhallowtide, suatu periode dalam tahun liturgi untuk mengenang orang yang telah meninggal dunia.

Di sebagian besar Eropa dan Amerika Utara, perayaan Halloween bersifat non-religius dan dirayakan setiap tanggal 31 Oktober.

Sejak abad ke-20, Halloween ditetapkan sebagai salah satu libur nasional AS.

Baca juga: Fakta Perayaan Halloween di Arab Saudi, Dipusatkan di Riyadh hingga Tuai Pro dan Kontra

Halloween pun dirayakan dengan sejumlah kegiatan seperti lelucon serta mengenakan kostum hantu, penyihir, dan lainnya.

Tahun ini, Arab Saudi menggelar Festival Halloween yang berpusat di ibu kota Riyadh.

Beredar di media sosial video dan foto yang menunjukkan orang-orang Arab mengenakan kostum seram.

Perayaan Halloween di Arab Saudi ini bertema "Scary Weekend" mulai 27-30 Oktober 2022.

Hal ini memicu pro dan kontra dari berbagai pihak serta sorotan dari media internasional.

Menurut India Today, tahun 2018 lalu beberapa media melaporkan bahwa polisi Saudi menggrebek pesta Halloween. 

Orang-orang yang mengenakan kostum seram ditangkap, dan wanita yang berpakaian aneh diperintahkan menutup tubuhnya.

Namun tahun ini, banyak orang turun ke jalanan di Riyadh dengan berpakaian seperti monster, hantu, penyihir, hingga perampok bank.

Media AS, New York Times dalam laporannya mengatakan perubahan ini terjadi di bawah kepemimpinan Putra Mahkota Mohammed bin Salman (MBS).

Perayaan Halloween di Kota Riyadh, Arab Saudi.  - Perayaan Halloween yang dulu dilarang, digelar besar-besaran di Arab Saudi pada tahun ini. Hal ini menuai sorotan dari berbagai pihak.(AN Photo/Saleh AlGhannam)

"Adegan itu adalah tanda yang mencolok, dan sedikit mengerikan, dari perubahan yang telah melanda Arab Saudi sejak Putra Mahkota Mohammed bin Salman, sekarang pewaris takhta dan perdana menteri, mulai naik ke tampuk kekuasaan pada tahun 2015," lapor New York Times.

Netizen di media sosial terpecah, ada yang mendukung dan menentang perayaan ini.

"Gambar-gambar ini diambil di Riyadh. Putra mahkota Mohammad Bin Salman, telah mulai mengizinkan Perayaan Halloween di Arab Saudi, atas nama "reformisme".

"Ini bukan reformisme atau inovasi melainkan aib dan degenerasi. Kami tidak menerima ini!" kata Ramazan Izol, penulis penelitian dan Presiden Dewan Pemuda Dunia Turki di Twitternya.

Yahya al-Hazzazi, salah satu warga Saudi mengatakan kepada New York Times bahwa negaranya sedang berubah.

"Jika kami kembali seperti dulu, ini bukan bagian dari adat dan tradisi kami," katanya.

Sementara itu, seorang peserta pesta menilai Halloween hanya untuk bersenang-senang.

"Ini adalah perayaan yang luar biasa, jujur, dan ada semangat kegembiraan," kata Abdulrahman, peserta Halloween yang mengenakan kostum makhluk mitologi Amerika Utara, Wendigo.

"Kalau soal haram atau halal, saya tidak tahu. Kami merayakannya hanya untuk bersenang-senang dan tidak ada yang lain. Kami tidak percaya pada apapun," imbuhnya.

Media Iran turut menyoroti perayaan Halloween di Arab Saudi dalam laporannya bertajuk 'Halloween in Saudi Arabia: Ignorance under mask of modernity'.

Dikatakan Tehran Times, perayaan ini menyulut kontroversi mengenai hukum halal dan haramnya merayakan acara-acara non-Islam di sana. 

Beberapa orang mengatakan bahwa Arab Saudi mengikuti tren terbaru dan berbahaya untuk menikmati Halloween atau perayaan lainnya.

Namun pemerintahan MBS juga dikritik karena memilih merayakan acara Barat ini, sementara menolak adanya Maulid Nabi Muhammad.

"Beberapa orang percaya bahwa perayaan Halloween di Arab Saudi dimaksudkan untuk menambahkan lapisan modernitas pada ketidaktahuan yang tertanam dalam Westoxification tak terkendali yang diadopsi oleh pemerintah Saudi dalam masyarakat dengan akar Islam yang dalam," lapor Tehran Times.

Putra Mahkota Saudi Mohammed bin Salman berjalan melewati penjaga kehormatan, sebelum pertemuannya dengan perdana menteri Yunani di kantor perdana menteri di Athena pada 26 Juli 2022.  - Perayaan Halloween yang dulu dilarang, digelar besar-besaran di Arab Saudi pada tahun ini. Hal ini menuai sorotan dari berbagai pihak.(Louisa GOULIAMAKI / AFP)

Baca juga: Sebelum Tragedi Halloween Itaewon, Polisi Terima 79 Telepon Darurat Masuk, Hanya 4 yang Direspons

Baca juga: Profil Mohammed bin Salman, Putra Mahkota Arab Saudi

Grand Mufti Sheikh Abdul Aziz Al-Asheikh pernah menjelaskan alasan tidak merayakan ulang tahun Nabi Muhammad SAW pada tahun 2015 lalu.

Maulid Nabi menurutnya adalah praktik bid'ah yang secara ilegal ditambahkan ke agama Islam, lapor Tribunnews.

"Ini adalah bid'ah (sebuah inovasi agama yang berdosa) yang masuk ke dalam Islam setelah tiga abad pertama ketika para sahabat dan penerus para sahabat hidup," kata dia.

Ia menilai sejatinya kecintaan kepada Rasulullah dilakukan dengan cara mengikuti ajarannya serta sunnah.

(Tribunnews/Ika Nur Cahyani,Yunita Rahmayanti)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini