TRIBUNNEWS.COM - Rangkuman berita populer Tribunnews di kanal Internasional dapat disimak di sini.
Rusia akhirnya menghentikan mobilisasi parsialnya, Vladimir Putin mengakui telah membuat kesalahan.
Sebelumnya, Rusia dilaporkan merekrut pasukan khusus dari Afghanistan untuk berperang di Ukraina.
Sementara itu, korban tewas jembatan runth di India bertambah.
Selengkapnya, berikut berita populer internasional dalam 24 jam terakhir.
1. Rusia Hentikan Mobilisasi Parsial, Vladimir Putin Akui Kesalahan
Baca juga: Pertempuran di Kherson Memanas, Pasukan Ukraina Berusaha Tembus Pertahanan Rusia
Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan, mobilisasi militer parsial untuk perang di Ukraina, telah selesai.
"Semua kegiatan yang terkait dengan wajib militer warga di cadangan telah dihentikan," kata sebuah pernyataan pada Senin (31/10/2022), dikutip dari Al Jazeera.
Seperti diketahui, mobilisasi parsial pertama kali diumumkan oleh Presiden Rusia Vladimir Putin pada September lalu.
Mobilisasi parsial menjadi salah satu dari serangkaian tindakan eskalasi dalam menanggapi kemunduran militer di Ukraina.
Putin pada saat itu mengatakan, rancangan tersebut diperlukan untuk melindungi negara dan integritas teritorialnya.
Namun, pengumuman tersebut malah memicu demonstrasi besar dan menyebabkan penangkapan ribuan orang.
Menteri Pertahanan Rusia, Sergei Shoigu mengatakan pada September lalu, sekitar 300 ribu pasukan tambahan akan direkrut dan akan menjadi spesialis dengan pengalaman tempur.
Akan tetapi, mobilisasi berjalan dengan kacau, banyak kasus pemberitahuan panggilan yang dipublikasikan kepada orang yang salah.
Ratusan ribu orang melarikan diri dari Rusia untuk menghindari wajib militer.
Sementara survei yang dilakukan oleh lembaga survei independen Levada Center setelah pengumuman menemukan bahwa hampir setengah dari responden merasa takut dan 13 persen marah.
Putin secara terbuka mengakui kesalahan membuat pengumuman mobilisasi parsial tersebut.
Ia pun telah membentuk dewan koordinasi baru untuk meningkatkan upaya militer dan memastikan bahwa orang-orang yang dikirim ke garis depan dipersenjatai dan diperlengkapi dengan baik.
Pengumuman pada hari Senin – hari ke-250 perang – tidak memberikan angka akhir untuk jumlah orang yang dipanggil.
Putin Tangguhkan Kesepakatan Ekspor Biji-bijian
2. Rusia Rekrut Pasukan Khusus Afghanistan untuk Berperang di Ukraina, Dibayar Rp23,4 Juta per Bulan
Tentara yang tergabung dalam Pasukan Khusus Afghanistan direkrut oleh militer Rusia untuk berperang di Ukraina.
Informasi ini dibagikan oleh tiga mantan jenderal Afghanistan kepada Associated Press.
Mereka mengatakan Rusia ingin menarik ribuan mantan pasukan komando elit Afghanistan ke dalam "legiun asing" dengan tawaran pembayaran tetap $1.500 per bulan setara dengan Rp 23,4 juta.
Dilansir The Guardian, Moskow juga menjanjikan tempat berlindung yang aman bagi diri mereka sendiri dan keluarga mereka.
Dengan demikian, para tentara itu dapat menghindari deportasi.
"Mereka tidak ingin berperang, tetapi tidak punya pilihan," ungkap satu di antara tiga jenderal, Abdul Raof Arghandiwal.
Baca juga: UPDATE Perang Rusia-Ukraina Hari ke-251: Rentetan Rudal Moskow Hantam PLTA dan Infrastruktur Kyiv
Dia menambahkan lebih dari selusin pasukan komando di Iran mengirim pesan yang mengatakan paling takut akan deportasi.
“Mereka bertanya kepada saya, 'Beri saya solusi? Apa yang harus kita lakukan? Jika kami kembali ke Afghanistan, Taliban akan membunuh kami'," terangnya.
Perekrutan dipimpin pasukan Wagner
Arghandiwal mengatakan perekrutan itu dipimpin oleh pasukan bayaran Rusia Wagner Group.
Jenderal lain, Hibatullah Alizai, panglima tentara Afghanistan terakhir sebelum Taliban mengambil alih, mengatakan upaya itu juga dibantu oleh mantan komandan pasukan khusus Afghanistan yang tinggal di Rusia dan berbicara bahasa tersebut.
Rekrutmen Rusia mengikuti peringatan berbulan-bulan dari tentara AS yang bertempur dengan pasukan khusus Afghanistan bahwa Taliban berniat membunuh mereka.
Baca juga: Oligarki Moskow Oleg Tinkov Lepaskan Kewarganegaraan Rusia karena Perang Ukraina
Mereka mungkin bergabung dengan musuh AS untuk tetap hidup atau karena marah dengan mantan sekutu mereka.
Rincian upaya perekrutan Pasukan Khusus Afghanistan oleh militer Rusia pertama kali dilaporkan oleh majalah Foreign Policy pekan lalu.
3. Korban Tewas Akibat Insiden Jembatan Runtuh di India Bertambah Jadi 135 Orang
Jumlah korban tewas akibat ambruknya jembatan di India bertambah menjadi 135 orang hari ini, Selasa (1/11/2022), ketika operasi pencarian memasuki hari ketiga.
Jembatan gantung era kolonial yang dibangun di atas Sungai Machchhu di kota Morbi, negara bagian Gujarat, India, penuh sesak wisatawan ketika jembatan itu runtuh pada Minggu (30/10/2022) malam, membuat orang-orang di atas jembatan terjun sekitar 10 meter ke dalam air.
Para wisatawan diketahui sedang merayakan festival Diwali dan Chhath Puja. Pihak berwenang memperkirakan ada sekitar 200 orang berada di jembatan saat insiden itu terjadi.
4. Alasan Arab Saudi Rayakan Halloween 2022 dan Larang Maulid Nabi Muhammad
Kerajaan Arab Saudi (KSA) --di tengah pro-kontra-- merayakan Halloween kedua kalinya setelah perayaan Halloween pada 2021 lalu.
Perayaan Halloween di Arab Saudi mendapat sorotan bersamaan dengan tragedi pesta Halloween di Itaewon, Korea Selatan, yang menelan 154 korban tewas, sebagian besar anak-anak muda.
Halloween di Saudi dan Hallowen di Korea Selatan tidak ada hubungannya.
Perayaan Halloween biasanya dilaksanakan pada tanggal 31 Oktober, yaitu malam Hari Raya Semua Orang Kudus di Kekristenan Barat, tulis Wikipedia.
Orang-orang merayakan Halloween dengan mengenakan kostum horor.
Arab Saudi adalah rumah bagi dua kota suci, Mekkah dan Madinah, serta Kakbah di Mekkah sebagai kiblat (arah salat) umat Islam. Tentu menjadi pertanyaan mengapa pesta agama non-Islam bisa mendapat tempat di negara seperti Arab Saudi.
Perayaan Halloween di Arab Saudi ini bertema "Scary Weekend" di Riyadh pada 27-28 Oktober 2022.
Sebelumnya, Arab Saudi melarang segala bentuk perayaan, termasuk Maulid Nabi Muhammad dan festival Halloween karena disebut bid'ah.
Alasan Arab Saudi merayakan Halloween kali ini karena ingin memajukan industri desain kreatif, seperti diberitakan Arab News.
Selain itu, dekorasi Halloween juga terlihat menghiasi zona ekonomi terbesar Arab Saudi, The Boulevard Riyadh.
Baca juga: Tragedi Halloween Itaewon Bikin Jadwal Industri Hiburan Korea Berantakan
Pengunjung yang mengenakan kostum Halloween yang menakutkan diberikan akses masuk gratis.
Setiap bangunan dihiasi dengan lampu dan labu berwajah jahat.
Ada banyak supermarket menjual produk, pakaian, riasan, dan alat peraga Halloween dengan harga tinggi.
Halloween di Arab Saudi disebut sebagai bagian dari Musim Riyadh, festival olahraga dan hiburan tahunan di sana.
(Tribunnews.com)